Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merombak jajaran direksi dan komisaris Bank DKI. Pergantian itu dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Bank DKI, Rabu 17 Juni 2015.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan keputusan itu langsung dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bank DKI tercatat sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Pemprov DKI memiliki saham mayoritas di bank tersebut, yakni 99,81 persen.
Ahok membenarkan adanya pergantian tersebut. Namun dia membantah pergantian jajaran direksi dan komisaris Bank DKI karena tercium aroma korupsi.
"Tidak ada yang korupsi, hanya mereka tidak bisa cepat membawa visi misi DKI. Kita inginnya kalau dapat suntikan modal, jangan pinjamkan ke perusahaan, tapi ke UMKM. Mereka lebih milih minjamin ke perusahaan," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (18/6/2015).
Menurut dia, pergantian ini akan membawa perubahan yang signifikan bagi Bank DKI. Terlebih, jika posisi-posisi penting tersebut diisi orang-orang profesional.
"Kita pikir, mungkin mesti ganti orang yang lebih mengerti tentang bagaimana membawa ke Buku 4. Kita ambil dari BNI, Mandiri dan dari BCA satu direksi. Kita ambil dari BCA juga karena ngerti retail. Komisaris juga ada dari BI juga yang pengawasan juga dari BNI," jelas Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu berharap Bank DKI bisa go public dalam 2-3 tahun ke depan.
"Yang kita harapkan, dalam 2-3 tahun ke depan, bisa bawa bank DKI untuk go public dan bisa Buku 4. Selain itu, targetnya menggarap (memberi bantuan) PKL melalui UMKM. Makanya, kita coba mau bangun pasar rakyat itu," tutur Ahok.
Pergantian
Honggo Widjojo Kangmasto menggeser posisi Hasan Basri Saleh sebagai Komisaris Utama Bank DKI. Direksi Utama Bank DKI Eko Budiwiyono digantikan oleh Kresno Sediarso.
Pergantian jajaran komisaris dan direksi dilakukan lantaran Ahok melihat kinerja Bank DKI pada tahun lalu turun signifikan.
Ini mengacu pada laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan pada Selasa 28 April. Tercatat rasio NPL (kredit macet) gross Bank DKI melonjak menjadi 4,81% pada kuartal I/2015 dari periode yang sama setahun lalu 2,65%. Rasio NPL nett juga melonjak menjadi 3,00% dibandingkan dengan Januari-Maret 2014 yang mencapai 1,53%.
NPL gross Bank DKI per Mei 2015 berada pada posisi 5,41% dan NPL nett 3,41%. Ada pun target perbaikan yang dibidik oleh perseroan pada triwulan II/2015 adalah 2,79% untuk NPL gross dan NPL nett 2,39%. (Bob/Sss)
Advertisement