Liputan6.com, Jakarta Ketika sebagian besar remaja perempuan memilih untuk menghabiskan uang banyak demi tampil secantik mungkin ke pesta, Erinme Paisley, seorang gadis asal Kanada malah memilih memanfaatkan momen tersebut untuk menyebarkan pesan nyata pada masyarakat agar dapat lebih peduli terhadap akses pendidikan.
Remaja cantik tersebut membuat sendiri gaun pestanya dari bahan-bahan daur ulang. Bukan hanya itu, di gaun pesta yang ia pakai juga terdapat pesan nyata untuk lebih peduli terhadap penyetaraan hak dalam mendapatkan pendidikan terlepas dari isu gender yang kerap menjadi momok.
Menurut U.S. Aid, sekitar 62 juta perempuan dikeluarkan dari sekolah hanya karena persoalan gender. Lebih parahnya lagi, banyak anak perempuan di negara berkembang yang memang mempunyai akses untuk pendidikan justru sering menemui ancaman dan pelecehan hanya karena keinginan mereka untuk belajar.
Berangkat dari fakta tersebut, Paisley memutuskan untuk berbuat sesuatu agar dapat menggerakkan hati masyarakat.
"Disaat saya sedang bersiap-siap untuk merayakan akhir pendidikan menengah saya, Saya bertanya-tanya apakah saya bisa mengambil sebagian dari energi, kegembiraan, dan perhatian dari kelulusan tersebut melalui pesta prom, dan menjadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain, sekaligus membuka kesempatan bagi orang-orang yang tidak bisa bersekolah," jelasnya.
Gaun Paisley yang terbuat dari kertas bekas soal ujian matematika itu tentu saja mengundang perhatian. Seperti yang dilansir dari halaman huffington post, Kamis (18/6/2015), Paisley mengaku senang bahwa gaun buatannya sendiri ini mendapat respon yang sangat positif terutama dari teman-temannya.
Advertisement
Tidak hanya itu, Paisley juga mendonasikan uang sebesar $250, setara dengan uang yang dapat ia gunakan untuk membeli gaun baru kepada sebuah yayasan non profit bernama Malala Fund. Yayasan yang didirikan oleh aktivis HAM pakistan Malala Yousafzai ini bertujuan untuk menggalang dana bagi para perempuan demi mendapatkan pendidikan yang layak.
"Banyak orang, termasuk saya sendiri, lupa bahwa kita termasuk orang yang beruntung karena berkesempatan untuk dapat memiliki akses untuk pendidikan dengan mudah," tutur Paisley kemudian. (Vin/Ibo)