Liputan6.com, Taipei Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Taipei Fakultas Kedokteran menemukan, kombinasi antara minyak ikan dan diet kalori bisa menurunkan risiko sindrom metabolik.
Sindrom metabolik merupakan kombinasi dari kondisi medis yang menempatkan seseorang pada risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Studi yang dilakukan bermitra dengan Herbalife ini mencatat riwayat medis 179 peserta dalam 12 minggu. Bonusnya, mereka juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 4,5 kg, pengecilan lingkar pinggang 6,5 cm, dan penurunan persentase lemak tubuh 2,5 persen. Selain itu, kadar glukosa darah saat berpuasa, kadar trigliserida, dan kadar kolesterol-lipoprotein densitas-rendah (LDL) juga terkendali dengan metode ini.
Ketua Herbalife Nutrition Institute dan Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife, David Heber, M.D., Ph.D., F.A.C.P., F.A.S.N. mengatakan, sindrom metabolisme mempengaruhi sekitar 20-30 persen orang dewasa usia pertengahan di banyak negara.
Advertisement
Sindrom ini ditandai dengan peningkatan lingkar pinggang, kadar gula darah saat berpuasa, kolesterol, dan tekanan darah. Sindrom metabolik meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Di antara penduduk Asia, kondisi ini menjadi semakin umum dijumpai bahkan pada orang dengan berat badan normal.
"Riset klinis yang dilakukan, menunjukkan efektivitas penggabungan pengganti makanan glikemik rendah dan asam lemak Omega-3 untuk pengelolaan berat badan pada subjek yang memiliki sindrom metabolik," katanya, seperti dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (19/6/2015).
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Functional Foods dan European Journal of Clinical Nutrition.
Herber menambahkan, diet makanan pengganti dapat menurunkan sekresi insulin dalam tubuh manusia, mengurangi produksi kalori, dan mengurangi pembentukan lemak.
"Minyak ikan mengandung banyak asam lemak Omega-3, yang dapat meredam reaksi peradangan, menurunkan kadar LDL dan trigliserida dalam darah sehingga mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik," pungkasnya.