Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi membenarkan Kapal Tanker Malaysia Orkim Harmony yang turut membawa 5 orang Anak Buah Kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) telah ditemukan otoritas Negeri Jiran. Kelimanya dipastikan dalam keadaan selamat.
"Sekarang kapal sudah ketemu. Alhamdulillah dalam kondisi baik," ujar Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/6/2015).
Retno juga memastikan 5 ABK yang yang berada dalam kapal tersebut saat ini dalam kondisi aman. Namun salah seorang mengalami luka-luka karena insiden pembajakan tersebut.
"5 ABK kita Alhamdulillah selamat, tapi satu terluka. Yang luka sudah dirawat juga, dan keluarga sudah diberi tahu oleh KBRI kita di Malaysia," ucap Menlu Retno.
Retno mengatakan, saat ini kapal tersebut berada dalam pengawasan otoritas keamanan Malaysia dan tengah berada di wilayah Kuantan, Ibukota bagian Pahang, Malaysia. "Saat ini kapalnya di Kuantan. Untuk kelanjutannya, nanti akan disampaikan," kata dia.
Ia pun mengungkapkan, sejak mendapatkan kabar mengenai pembajakan kapal Malaysia itu, pemerintah Indonesia melalui KBRI di Malaysia secara aktif terus melakukan komunikasi dengan pemerintah dan otoritas keamanan di Negeri Jiran.
"Kita sudah all out sekali, berkomunikasi dan sebagainya. Dan kita ikut memantau keberadaan kapal pada saat belum bisa dilokalisir," pungkas Menlu Retno.
Advertisement
Kapal Malaysia yang hilang, Orkim Harmony membawa 22 orang ABK. Sejauh ini didapati informasi bahwa 16 orang ABK merupakan warga Malaysia, 5 dari Indonesia dan seorang warga Myanmar.
Kapal dinyatakan hilang kontak pada Kamis 11 Juni pekan lalu. Unit yang terakhir berada pada titik koordinat 02.08.9 Utara dan 104.27.3 Timur di perairan Pulau Aur, lepas pantai timur Johor, Malaysia, itu diketahui mengangkut 6 ribu ton minyak Ron95.
Kapal itu ternyata dirompak. Namun 8 perompak kapal tersebut kabur.
"Para perompak sudah melepaskan kapal itu, tapi mereka kabur menggunakan sekoci," demikian disampaikan Angkatan Laut Malaysia dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Channel News Asia.
Bukan pertama kali perompakan berlangsung di perairan tersebut. Pada 2015, pihak berwenang setempat mencatat kejahatan serupa terjadi 5 kali. (Tnt/Mut)