Liputan6.com, Jakarta Dalam Survei Indeks Kualitas Program Televisi yang dilakukan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) bersama sembilan Perguruan Tinggi Negeri, di sembilan kota besar di Indonesia, terdapat tiga program yang diuji kualitasnya, yaitu berita, variety show, dan sinetron.
Dari ketiga program ini, kategori berita memiliki indeks kualitas yang lebih tinggi dari variety show dan sinetron, meski pun masih tetap di bawah standar kualitas yang ditetapkan oleh KPI.
Advertisement
Judhariksawan, Ketua KPI Pusat, mengatakan, dalam survei ini responden diminta untuk menilai acara yang berkualitas dari program yang pernah ditonton dalam sebulan terakhir. Dan sepuluh teratas, siaran berita Liputan6 SCTV termasuk di antaranya.
Lengkapnya, 10 program siaran berkualitas dalam survei KPI yakni, Kick Andy, Mata Najwa, Indonesia Lawyers Club, My Trip My Adventure, On the Spot, Hitam Putih, Laptop si Unyil, Mario Teguh Golden Ways, Liputan 6, dan Ini Talkshow.
Dalam pelaksanaannya, KPI bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI). Metode penelitian itu menggunakan peer review assesment. Disebutkan, survei tersebut bukan sebuah survei khayalak pemirsa televisi.
Mengenai responden yang diambil dari survei ini adalah para pemirsa yang dipandang mengetahui program siaran televisi dan bisa menilai program televisi. Judha melanjutkan, penelitian ini terfokus pada kualitas program televisi yang disajikan.
Tidak semua program televisi akan dinilai, hanya akan diambil sampel program siaran. Agar hasil penilaian para ahli dinilai valid, para ahli terlebih dahulu menonton program acara sebelum melakukan penelitian. Penelitian ini dirancang secara panel (longitudinal) menyertakan responden yang sama dari waktu ke waktu lain.
Sampel dari penelitian ini adalah program siaran televisi yang ditayangkan di 15 stasiun televisi nasional, meliputi Antv, Global, Indonesia, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, TramsTV, Trans7, TVOne, TVRI, RTV, Sindo TV, Kompas Tv dan Net pada rentang waktu jam 05.00-24.000 selama dua bulan.
Penelitian ini melibatkan 90 ahli di 9 kota di Indonesia, sehingga total ada 810 orang ahli. Dimana rasio responden adalah laki-laki dan perempuan 50 % : 50 %, yang meliputi aktivis/LSM, mahasiswa, tokoh agama, tokoh muda, tokoh adat, tokoh masyarakat, birokrat, wartawan, karyawan swatsta, TNI/Polri, dan wakil rakyat. (Fac/Ade)