Jet Tempur Asing Lewati Ambalat, RI Siap Surati Malaysia

Radar deteksi pesawat yang berada di Tarakan, Kalimantan Utara, menangkap beberapa kali kehadiran pesawat tempur asing di sekitar Ambalat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 23 Jun 2015, 05:04 WIB
Selasa (20/3/12), pesawat patroli TNI-AL mengusir satu pesawat Tentara Diraja Malaysia yang melanggar wilayah Indonesia dengan terbang di atas Karang Unarang, Perairan Ambalat, Kalimantan Timur. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kedaulatan wilayah Indonesia terusik lagi. Radar deteksi pesawat yang berada di Tarakan, Kalimantan Utara, menangkap pesawat tempur asing melintas di sekitar Blok Ambalat.

Diduga pesawat tersebut milik militer Malaysia. Melihat kejadian ini, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri akan segera bertindak.

Rencananya, Kemlu akan melayangkan nota ke Negeri Jiran. Namun, pengiriman surat tersebut masih akan menunggu kelengkapan data.

"Pada saat ini kami sudah menerima semua informasi  terkait koordinat dan sebagainya, maka otomatis Kemlu akan kirimkan surat nota pada pemerintah Malaysia," ucap Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, di Jakarta, Senin (22/6/2015).

Menteri Retno mengharapkan kerja sama dari semua pihak terkait untuk memberikan data detail tersebut. Termasuk dari pihak TNI.

"Jadi sekarang kami sedang berkoordinasi dengan TNI AL. Mengenai detail informasi, Panglima (TNI) berjanji akan segera diberikan," tutur Menlu Retno.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, Indonesia tetap berpikiran dingin menyikapi aksi negara tetangga yang masuk wilayah RI tanpa izin. Langkah itu efektif dilakukan melalui komunikasi politik kedua negara.

"Itu semua kami kelola tanpa pendekatan kekerasan, kami kelola dengan konteks politik yang lebih santun yaitu protes diplomatik," ujar Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa 16 Juni 2015.

Moeldoko mengungkapkan langkah ini sudah diterapkan kepada Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia saat membahas kasus perebutan Pulau Ambalat. Ia menyebut kedua negara sepakat menghentikan ketegangan dalam memperebutkan pulau tersebut.

(Ans/Rjp)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya