Kisah Pedagang Cilok Berhati Mulia

Rasa prihatin kurangnya pelajaran ilmu agama Islam di kalangan anak-anak warga sekitar, pedagang cilok ini merangkap jadi guru ngaji.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Jun 2015, 07:58 WIB
Rasa prihatin kurangnya pelajaran ilmu agama Islam di kalangan anak-anak warga sekitar, pedagang cilok ini merangkap jadi guru ngaji.

Liputan6.com, Banyuwangi - Setiap pagi, Muslihin bersama istrinya Iin Purwati mempersiapkan gerobak pentol cilok dan isinya. Begitu matang, Muslihin pun langsung bergegas.

Warga Desa Sukomaju, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur ini pun berkeliling menjajakan cilok dari satu sekolah ke sekolah yang lain.

Tapi siapa sangka, sang penjual cilok ini tak lain adalah seorang pengajar agama berhati mulia.

Ya, pada siang hingga sore hari, Muslihin mengajar mengaji di Pondok Darul Ulum, pesantren yang ia dirikan sejak tahun 2001 silam.

Niat Muslihin, yang dijuluki Ustaz Pentol ini dilatarbelakangi rasa prihatin terhadap kurangnya pelajaran ilmu agama Islam di kalangan anak-anak warga sekitar.

Seperti apa perjuangan tak kenal lelah pedagang cilok yang merangkap ustaz di Banyuwangi, Jawa Timur ini? Saksikan selengkapnya dalam tayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (23/6/2015), di bawah ini. (Dan/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya