Liputan6.com, New York- Bisa saja ibu tidak memiliki masalah emosional seperti gelisah, cemas, stres beberapa hari setelah persalinan. Namun, studi menunjukkan ibu yang nampak sehat setelah melahirkan dapat mengembangkan gejala depresi beberapa bulan kemudian.
Menurut sebuah studi, skrining gejala depresi postpartum setelah melahirkan dirasa tidak cukup. Banyak ibu yang baru melahirkan menunjukkan tanda-tanda depresi terjadi setelah sebulan atau beberapa bulan sesudahnya seperti diungkapkan studi yang dipublikasikan dalam Annals of Family Medicine ini.
Advertisement
Kesimpulan di atas ditemukan setelah peneliti menganalisis 1432 wanita yang baru saja melahirkan, sepertiga di antaranya baru pertama kali menjadi ibu.
Mereka diminta untuk menilai angka 0 hingga 3 yang menunjukkan perasaan sedih, kehilangan nafsu makan, pikiran sedih, dan gejala pospartum depression lainnya. Mereka yang memiliki total angka 10 atau lebih tinggi diidentifikasi berisiko alami depresi pascamelahirkan.
Hasilnya, skrining yang dilakukan pada minggu keempat hingga ke-12 pascamelahirkan semua perempuan mencetak angka di bawah 10. Namun enam bulan setelah melahirkan, 10, 9 persen wanita memiliki skor lebih dari 10 atau lebih tinggi. Lalu, setahun kemudian ibu yang berisiko alami postpartum depression menjadi 16,9 persen.
Skrining perlu dilakukan untuk mengetahui gejala depresi pada ibu agar bisa didampingi dan diberikan konseling supaya emosinya kembali stabil.