Kegetiran Para Penduduk dari Negeri yang Nyaris Bangkrut

Jika Yunani gagal membayar utang pada para kreditornya, maka ekonomi negara tersebut akan tumbang alias bangkrut.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 25 Jun 2015, 01:31 WIB
Irene Kavoura, warga yang cemas akan potensi kebangkrutan Yunani (Foto: CNN Money)

Liputan6.com, Athena - Tepat 30 Juni 2015, Yunani harus membayar utang senilai 1,6 miliar euro pada lembaga keuangan internasional, IMF. Sayangnya, hampir dua pekan lalu, IMF meninggalkan pembahasan utang dengan Yunani lantaran diskusi yang berjalan alot tersebut tak kunjung menuai kesepakatan apapun.

Jika Yunani gagal membayar utang pada para kreditornya, maka ekonomi negara tersebut akan tumbang alias bangkrut. Para penduduk Yunani kini mulai ketakutan akan potensi kebangkrutan negeri kelahirannya tersebut dan mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan utangnya.

Potensi kebangkrutan ini menuai banyak kecemasan di antara para warga Yunani seperti dikutip dari laman CNN Money, Kamis (25/6/2015).

Adalah Irene Kavoura, seorang guru berusia 60 tahun yang mengajar bahasa Inggris di Yunani. Dia mengatakan, banyak orang yang tak lagi mampu mampu membayar gaji dan berbagai bisnis kecil mulai mengkerut.

"Saya tak pernah berhenti bekerja dan tak pernah kelaparan. Tapi kami seolah tak punya martabat," kata Kavoura.

Dia yakin masyarakat Yunani akan bertahan, tapi bukan itu masalahnya. Dia yakin negaranya akan melalui seluruh masalah ini, tapi persoalan utama saat ini adalah Eropa perlu menyadari apa yang tengah dilakukannya pada Yunani saat ini.

"Kenapa kami selalu dikritik? Hanya karena kami ingin bekerja, aman dan makmur? Rasanya seperti hak asasi kami dijual dalam waktu semalam," terangnya.

Kavoura mengatakan, penduduk Yunani tak takut keluar dari zona euro, tapi lebih cemas tentang kehilangan martabat.

Berbeda dengan Kavoura, seorang ahli kimia Fatis Sarantopoulos justru sangat takut keluar dari zona euro. Dia ingin Yunani tetap bersatu dengan Eropa.

Warga yang cemas akan potensi kebangkrutan Yunani (Foto: CNN Money)

"Saya rasa pemerintah ini sudah gila. Mereka populis dan kami telah kehilangan lima bulan hanya untuk pembahasan tanpa hasil," katanya.

Sementara itu, salah seorang pengangguran di Yunani menjelaskan, dirinya telah enam bulan mencari pekerjaan. Bahkan saat masih memiliki pekerjaan, dia mengaku perusahaan tak pernah membayarnya tepat waktu.

Perusahaan bahkan tak mau membeli rekayasa perangkat lunak yang dibutuhkan. Berbeda dengan Sarantopoulos, pria ini justru berharap Yunani keluar dari zona euro dan mempercayai langkah itu sebagai satu-satunya solusi.

Sebaliknya, pemilik usaha bar dan kafe Antonis Ferraras mengatakan, dirinya tak peduli Yunani tetap atau keluar dari zona euro mengingat bisnis semakin sulit di negaranya. Tapi Ferraras tak ingin menyalahkan siapapun atas persoalan Yunani saat ini.

"Sudah terlalu banyak tahun-tahun yang kami lalui tanpa kepastian, dan tak tahu apa yang akan terjadi. Saya sudah sangat lelah dan harus menemukan solusi jangka panjang," tuturnya.

Warga yang cemas akan potensi kebangkrutan Yunani (Foto: CNN Money)

Sementara itu, warga lain Yannis Sifakekis yang bekerja sebagai anggota kelompok politik radikal mengatakan, dirinya menentang diskusi dengan IMF dan Uni Eropa. Menurutnya, warga Yunani harus berjuang menentang program penghematan yang baru.

Dibandingkan itu semua, yang penting sekarang adalah membatalkan utang Yunani dan membuat perusahaan besar dikelola negara.

"Adalah kesalahan pemerintah lama telah mengambil pinjaman yang kini tak bisa dibayar. Pinjaman itu tidak mengalir pada masyarakat dan justru pada bank, itu adalah kesalahan," tandasnya. (Sis/Gdn)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya