Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR RI menyepakati volume bahan bakar minyak/BBM bersubsidi jenis solar dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sebesar 16 juta kilo liter (KL) hingga 18 juta KL.
Pimpinan Rapat Komisi VII Tamsil Linrung menyatakan selain volume solar bersubsidi, sejumlah fraksi Komisi VII juga menyepakati volume minyak tanah, dan elpiji bersubsidi.
Advertisement
"Kesepakatan Komisi VII DPR RI dan pemerintah, volume minyak tanah 0,7 juta atau 700 ribu Kl, volume minyak solar 16-18 juta KL dan volume elpiji 3 kg sebesar 6,5-6,65 juta ton," ujar Tamsil di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, kondisi saat ini menunjukkan konsumsi menurun cukup signifikan yaitu sebesar 14 persen untuk solar.
Dia menjelaskan, penurunan ini salah satunya disumbangkan oleh berkurangnya konsumsi solar subsidi untuk kebutuhan kapal dengan kapasitas 30 gross ton (GT).
"Untuk solar kami tunjukkan ada penurunan konsumsi 14 persen. Karena pertama subsidi untuk kapal 30 GT menurun drastis. Karena itu meskipun kita anggarkan, ada kenaikan pertumbuhan. Maka analisis kita akan seperti itu," kata Sudirman.
Sekadar informasi, dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2015, volume solar bersubsidi sebesar 17,05 juta KL dengan realisasi hingga Mei 2015 sebesar 5,65 juta KL. (Dny/Ahm)