Ahok: Sopir Kopaja Transjakarta Boleh Lulusan SD

Menurut Ahok, sebagai sopir terlebih di Jakarta yang dibutuhkan tidak hanya pendidikan, tapi kesabaran dan teknis.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 26 Jun 2015, 10:15 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama hadir dalam diskusi ‘Pilkada Langsung dan Praktek Bandit Anggaran’di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Minggu (12/4/2015). Tampak, Ahok saat memberikan pernyataan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Seleksi sopir Kopaja diperketat setelah bergabung dengan PT Transjakarta. Namun, syarat pendidikan tidak terlalu penting, karena yang diutamakan keahlian mengemudi.

"Saya sudah bilang sama Pak Kosasih, Dirutnya Transjakarta. Saya tidak mau ada istilah sopir itu harus berijazah SMA, bahkan tidak berijazah SD pun bagi saya boleh," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Jakarta, Jumat (26/6/2015).

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, sebagai sopir terlebih di Jakarta yang dibutuhkan tidak hanya pendidikan, tapi kesabaran dan teknis bawa mobil.

"Urusan apa sama ijazah? Doktor juga ada yang masuk penjara, profesor juga ada yang masuk penjara kok. Ya kan? Jadi bukan itu, jadi bukan kita mau cari dosen. Kalau mau cari dosen iya, ini carinya supir kok. Belagu banget mau SMA, mau S1. Jadi Presiden saja SMA syaratnya. Ya kan," lanjut Ahok.

Ahok tidak mau disebut syarat pendidikan tidak penting dalam seleksi ini. Tapi, yang terpenting adalah kelihaian sopir mengendarai bus itu.

"Bagi saya syarat bahwa pengemudi mobil di Transjakarta itu bukan lihat ijazah. Ini di tes bahwa bisa bawa mobil, bukan ijazah enggak penting. Ya kan? Ada juga orang enggak sekolah, dia bisa bawa mobil baik kok. Dulu sopir-sopir bapak saya, yang bawa truk bapak saya enggak lulus SD semua, bagus-bagus. Malahan yang gelar sarjana bisa nabrak," pungkas Ahok. (Tnt/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya