Inilah Penyebab Utama Perang dan Korupsi

Paus Fransiscus mengingatkan tak hanya orang Katolik tetapi juga manusia seluruh dunia untuk melawan korupsi yang merajalela

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 26 Jun 2015, 15:04 WIB
Foto: www.theguardian.com

Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiscus mengingatkan tak hanya orang Katolik tetapi juga manusia seluruh dunia untuk melawan korupsi yang merajalela di seluruh dunia. Dalam sebuah ibadah Misa pagi, 19 Juni di Santa Marta Residence, Vatikan, Paus menyebutkan bahwa ketamakan dan keinginan untuk menumpuk harta duniawi yang berlebihan untuk kepentingan diri sendirilah yang menyebabkan peperangan dan konflik di mana-mana. Ini juga menyebabkan perpecahan dalam keluarga.

Mengambil inspirasi dari bacaan Kitab Suci yang disampaikan pagi itu yang bercerita saat Jesus mewanti-wanti para muridnya untuk tidak mengumpulkan harta kekayaan di dunia, melainkan agar mengumpulkan harta di surga, Paus merefleksikan pesan itu pada bahaya ketamakan dan ambisi manusia yang menonjol kentara di zaman ini.

"Pada akhirnya, kekayaan yang luar biasa ini tidak akan memberi kita keamanan. Bahkan cenderung menurunkan derajat kita sebagai manusia. Dan hal ini terjadi pada banyak keluarga di seluruh dunia. Banyak keluarga yang terpecah. Nafsu dan ambisi inilah yang juga menyebabkan korupsi dan perang,"ujar Paus.

Paus menegaskan, ada banyak perang, konflik yang terjadi di dunia dewasa ini karena ketamakan, kerakusan pada kekuasaan dan harta (uang). Kata Paus, coba pikirkan perang ini terjadi dalam hati ini. Karena itu sejak dulu Jesus selalu mengingatkan, "Waspadalah terhadap segala ketamakan dengan segala bentuknya.'

Paus menegaskan bahwa ketamakan terus menerus menerjang dan mendobrak hati setiap manusia hingga runtuh dan terkuaklah kesombongan dan kebatilan. Memunculkan keyakinan bahwa yakin pada kekuatan diri sendiri sangatlah penting dan memberi kekuatan luar biasa. Pada akhirnya, memunculkan kebanggaan pada diri sendiri. Dan semua keburukan datang dari sini.

Kata Paus, semua ini memang proses, tapi langkah awal bermula dari ketamakan, yakni keinginan untuk mengumpulkan kemakmuran sebanyak-banyaknya.

Paus mengakui bahwa ini tidak mudah bagi para politikus dan pejabat untuk menggunakan kesempatan dan semua yang melekat pada dirinya untuk hal-hal baik, menjadi jujur dan melakukan hal-hal yang kudus.

"Satu hal yang pasti benar adalah saat Tuhan memberkati orang yang kaya dan membuatnya menjadi pejabat serta mengatur orang kaya lainnya untuk hal-hal baik dan bermanfaat bagi setiap orang, tidak hanya bagi orang itu sendiri,"ujar Paus.

Kata Paus, menjadi pejabat yang jujur memang tidak mudah karena godaan untuk serakah dan tamak serta merasa penting selalu muncul. Dunia kita saat ini, kata Paus mengajarkan hal ini. Bahkan sepanjang hidup kita.

Karena itu, kata Paus,"Kita harus memikirkan orang lain dan menyadari bahwa apa yang saya /kita miliki adalah untuk kepentingan dan kebaikan orang lain dan apa yang saya miliki sekarang tidak akan kubawa sampai akhirat. Namun, jika saya, sebagai seorang pejabat menggunakan apa yang sudah Tuhan berikan untuk hal-hal baik, ini semua akan menyucikan diriku."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya