Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan dampak gagal bayar utang Yunani tidak akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun Yunani akan mengalami gejolak cukup parah apabila tidak terjadi kesepakatan negosiasi pembayaran utang jatuh tempo tersebut.
"Dampaknya ke negara berkembang termasuk Indonesia tergantung apakah terjadi deal (negosiasi) atau tidak," ucap Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di kantornya, Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Advertisement
Seperti diketahui rangkaian negosiasi untuk menghindari gagal bayar Yunani kembali terhambat para menteri keuangan zona euro menuding pemerintah Yunani tak mau berkompromi meski pun pekan depan merupakan waktu jatuh tempo pembayaran utang.
Dia menjelaskan, negosiasi pembayaran utang ini masih tarik ulur antara kreditor dalam hal ini negara-negara Eropa dan International Moneter Fund (IMF) dengan Yunani.
"Negosiasi masih bisa berlanjut terus tapi apakah dampaknya signifikan ke negara berkembang, saya rasa tidak ya karena eksposure ke pasar keuangan Yunani sudah minimal sekali," terang Mirza.
Dia menambahkan, pasar keuangan saat ini sudah price in mengingat soal pembayaran utang jatuh tempo ini sudah lama. Mirza menilai, perbankan Eropa yang melakukan penetrasi atau exposure di Yunani masih besar pada periode 2011-2012.
"Tapi sekarang sudah hampir tidak ada, sehingga dampak ke institusi keuangan di Eropa sebetulnya enggak besar," tegasnya.
Hanya saja Mirza mengingatkan, apabila tidak terjadi kesepakatan antara kreditor dengan Yunani dalam pembayaran utang jatuh tempo tersebut, maka pasar Yunani akan bergejolak.
"Jika tidak ada deal, pasar (Yunani) akan bergejolak karena tidak dapat likuiditas dan anggaran pemerintah enggak cukup. Perbankannya juga mengalami kekurangan likuiditas," tandas dia. (Fik/Ahm)