BI Lebih Khawatir Kenaikan Suku Bunga The Fed Ketimbang Yunani

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityswara mengatakan, dampak krisis utang Yunani bersifat sementara.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Jun 2015, 21:30 WIB
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Liputan6.com, Banjarmasin - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan lebih khawatir akan dampak kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve/The Fed ketimbang dampak dari krisis yang terjadi di Yunani terhadap ekonomi Indonesia.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyampaikan hal tersebut, Senin (29/6/2015). Mirza menambahkan, hal lain yang lebih mengkhawatirkan ialah ekonomi China melambat. Padahal selama ini China sebagai mitra dagang Indonesia.

"Iya. Kalau ditanya khawatir ya kenaikan suku bunga The Fed lebih dominan, dan juga perlambatan ekonomi China. Kita lihat China turunkan suku bunga beberapa kali," kata Mirza.

Dia menuturkan, dampak dari Yunani hanya bersifat temporer atau sementara saja. Mengingat, Yunani bukan sekali saja mengalami krisis. Jadi, investasi pun telah keluar dari Yunani sebelum krisis yang terakhir ini terjadi.

"Menurut saya dampak temporer. Tapi setelah itu bisa dibilang minimal. Exposure itu sudah menurun sejak 2010-2011," ujar Mirza.

Kendati begitu, krisis Yunani berdampak pada pasar saham dan menurunnya nilai tukar mata uang di beberapa negara di awal pekan ini. Menurut Mirza, itu merupakan reaksi normal tapi tak berdampak signifikan.

"Memang pada hari ini saham di Eropa jatuh, mata uang negara Eropa agak lemah, rupiah juga. Itu reaksi yang normal saja. Tapi tidak akan terlalu signifikan dibandingkan saat krisis Yunani pada  2011," tandas dia.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu Menteri Keuangan zona Euro menolak perpanjangan program dana talangan kepada Yunani. Pemerintahan Yunani di bawah pemerintahan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras pun mengusulkan referendum pada 5 Juli 2015 memutuskan soal proposal yang diajukan kreditor. Padahal Yunani harus membayar utang kepada Dana Moneter Internasional pada 30 Juni 2015. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya