Genjot Energi Agar RI Jadi Negara Maju

Indonesia dapat menjadi negara maju asal memajukan sektor energi dengan lima prinsip.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Jun 2015, 11:00 WIB
Aktivitas rutin pekerja anjungan lepas pantai PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Jakarta Sektor energi menjadi salah satu dari tiga syarat jika sebuah negara ingin maju sehingga harus ada acuan pengembangannya.

Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber  Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, ada lima prinsip sebagai acuan untuk mengembangkannya. Pertama, ketersediaan yaitu bagaimana membuat energi dapat dengan mudah tersedia bagi masyarakat.

"Ada lima syarat untuk mengembangkan energi yaitu tersedia, terjangkau, berkelanjutan, simpel dan infrastruktur," kata Wiratmaja, seperti yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Kedua, energi harus terjangkau oleh masyarakat. "Badan usaha untung boleh, tapi jangan banyak-banyak. Kalau energi terlalu mahal, harga produk juga jadi mahal. Dijual ke luar negeri tidak bisa bersaing," tutur Wiratmaja.

Ketiga, sustainable yaitu energi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji harus dipikirkan untuk jangka panjang.

Keempat, simplicity atau simpel. Salah satu masalah di Indonesia membuat peraturan yang membuat banyak hal menjadi rumit. Misalnya, membuat perizinan sedemikian rupa sehingga membutuhkan waktu lama untuk membuat suatu izin.

Prinsip kelima, pembangunan infrastruktur. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur energi. "Misalnya, pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga, pembangunan pipa transmisi, depo, SPBG, SPBE dan kilang. Khusus untuk kilang, pembangunan kilang minyak baru sangat penting bagi ketahanan energi nasional. Indonesia setidaknya membutuhkan 4 kilang minyak baru," kata Wiratmaja. (Pew/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya