Liputan6.com, London - Mengatasi krisis fertilitas yang terjadi di Inggris, negara ini mendirikan National Sperm Bank dan dalam delapan bulan terakhir telah merekrut lima pendonor sperma.
Sebenarnya lebih dari 100 pria melakukan skrining untuk bisa menjadi pendonor, namun hanya lima yang dinyatakan lulus. "Kami harus melihat dan menyaring banyak sekali orang hingga akhirnya merekrut satu pendonor," terang Direktur Birmingham Women's Fertility Centre yang membantu National Sperm Bank, dokter Sue Avery.
Advertisement
Pada tahap awal para pendonor akan disaring mengenai pribadi termasuk usia dan riwayat kesehatan. Berbagai tes akan dijalankan untuk mengetahui kondisi genetiknya seperti diungkapkan Sue dan dilansir laman Telegraph, Selasa (30/6/2015).
Diakui Sue, tindakan melakukan donor sperma menjadi hal yang sulit terutama bagi masyarakat Asia dan muslim di sana. "Mereka ingin memiliki anak dari pendonor yang memiliki latar belakang budaya sama, terutama latar belakang agama yang sama," terang Sue.
Bagi mereka juga terjadi dilema yang sangat besar. Mendonorkan maupun menerima sperma merupakan hal-hal yang tidak ada dalam agama namun di sisi lain mereka butuh pendonor sperma karena berada di bawah tekanan budaya untuk memiliki anak seperti kata Sue.
"Menanggapi hal tersebut, kami harap bisa mencapai situasi orang-orang di Inggris bisa memiliki akses ke pendonor sperma yang sesuai," terang Sue.
Baca juga: