Liputan6.com, Jakarta - Wakil Duta Besar Malaysia, Roseli Abdul dilaporkan dipanggil ke Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Pemanggilan ini ditujukkan untuk memberi penjelasan soal pelanggaran wilayah yang dilakukan sebuah helikopter Negeri Jiran di wilayah Sebatik.
Datang tepat pukul 10.00 WIB, Roseli langsung menemui beberapa petinggi Kemlu. Termasuk di antaranya, Direktur Asia Timur Pasifik dan Direktur Politik Keamanan dan Wilayah.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, dalam pertemuan tadi, pemerintah menyampaikan kekhawatiran terkait masalah ini. Wakil Dubes Malaysia pun mengakui kesalahan yang terjadi.
Pihak perusahaan helikopter yang melanggar wilayah RI, kata pria yang akrab disapa Tata itu, juga sudah menyampaikan maaf secara resmi.
"Mereka mengatakan sudah ada permintaan maaf dari pihak sabah Air Aviation ke KJRI kita yang ada Kinabalu," ucap Tata, di Kantor Kemlu Jakarta, Selasa (30/7/2015).
Tata mengatakan, menurut keterangan Wakil Dubes Malaysia, kesalahan ini bermula karena helipad dekat wilayah Sebatik milik pemerintahnya terendam air atau kebanjiran. Dan, karena ada helipad berdekatan dengan helipad mereka, helikopter yang ditumpangi Mendagri mereka, Ahmad Said Hamidi mendarat di tempat itu.
Namun, setelah mendarat baru lah mereka sadar bahwa helipad ini milik Indonesia bukan Malaysia. Sesegera mungkin helikopter tersebut langsung kembali terbang kembali ke wilayah mereka.
"Intinya kalau kejadian (helikopter) kemarin, mereka sudah mengakui kesalahan dan kesalahan dari pihak mereka. Intinya mereka menyampaikan penyesalannya dan permintaan maaf (dari pihak perusahaan helikopter) sudah disampaikan ke KJRI kita," pungkas Tata. (Tnt/Mut)
Advertisement