Perubahan Susunan Kabinet Tak Bakal Pengaruhi Pasar

Ali menilai bahwa pergantian menteri merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jun 2015, 18:57 WIB
Suasana rapat di Istana Bogor antara Presiden Joko Widodo dengan Menteri Kabinet Kerja, Jawa Barat, Senin (16/2/2015). Rapat tersebut membahas tiga bulan kinerja Kabinet Kerja Jokowi(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Isu pergantian menteri atau reshuffle dalam Kabinet Kerja yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak akan memberikan pengaruh negatif pada pasar keuangan dan juga pasar saham. Justru, jika nama-nama yang muncul adalah mereka yang pro pasar maka justru bisa berdampak positif.

Managing Director Global Markets HSBC Indonesia, Ali Setiawan menjelaskan, jika pergantian menteri yang dilakukan oleh Jokowi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pasar maka pasar akan memberikan respon positif. "Reshuffle tidak akan berdampak negatif kepada pasar," ujarnya dalam diskusi bertajuk Global Connections 2015 & Economic Outlook Update di Gedung World Trade Center I, Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Meski demikian, Ali menilai bahwa pergantian menteri ini merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi. Sehingga semua tergantung pada kebijaksanaan dari orang nomor satu di Indonesia tersebut. "Terus terang saya tidak akan banyak berkomentar. Tapi saya rasa Pak Jokowi punya alasan kuat. Memang kita lihatnya kestabilan tim supaya bagus," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyatakan perombakan susunan Kabinet Kerja akan dilakukan Presiden Joko Widodo pada waktunya nanti. Namun, waktunya belum bisa dipastikan. "Nantilah itu, pada waktunya. Nanti," kata JK.

Wacana perombakan susunan menteri-menteri Kabinet Kerja era Jokowi-JK menguat setelah Jokowi meminta para pembantunya untuk mengumpulkan laporan kerja evaluasi selama 6 bulan terakhir.

Namun, belum ada pernyataan resmi baik dari Jokowi maupun JK, apakah laporan evaluasi tersebut berpengaruh pada perombakan susunan Kabinet Kerja atau tidak. Evaluasi tersebut dikatakan dilakukan hanya untuk mengetahui pencapaian kinerja setiap kementerian.

"Perkembangan setiap hari, setiap bulan, dan setiap minggu saya ikuti terus," kata Jokowi. Menurut dia, perkembangan baik maupun buruk memang wajar ditemukan, namun hal itu harus dicarikan solusinya sehingga menjadi lebih baik. (Dny/Gdn)

 
 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya