Liputan6.com, Pontianak - Lelaki itu tampak bingung di sebuah sudut halaman ruang tunggu Pelabuhan Dwikora Pontianak, Kalimantan Barat. Tatapan matanya kosong. Mukanya kusut, bajunya dekil, kumal. Lalat-lalat pun menghampirinya. Dia menderita sakit kulit, gatal di seluruh badan.
Untung nama lengkapnya. Pria kelahiran Pacitan 15 Oktober 1980 itu merupakan warga RT 02 RW 11, Dusun Salak, Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Pemuda itu tak menduga nasibnya akan setragis ini. Dia tertipu bekerja di sebuah perusahaan kayu bakau di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, sejak 4 bulan lalu.
"Saya sudah beberapa kali minta berobat, tapi enggak ada yang mau bantu. Saya ditolong TNI dari kamp di sana. Dia yang antar saya nyampe ke pelabuhan ini. Saya enggak punya uang sepeser pun. Saya ini buta hurup, tidak bisa baca sama sekali. Makanya saya tergiur uang Rp 3 juta itu ketika ada tawaran kerja di sini, malah ketipu. Yang ada malah utang terus," tutur Untung di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Selasa 30 Juni 2015.
Ia mengeluhkan rasa gatal dan sakit di seluruh badan akibat terkena getah kayu bakau selama bekerja. "Ini lihat seluruh badan saya korengan. Gatal ini, perih. Tangan, kaki, punggung, pokoknya seluruhnya lah gatal," ucap dia sambil menahan rasa sakit.
Untung bercerita, merantau ke Kalimantan pada Maret 2015. Dia tidak sendiri, melainkan bersama 7 orang lainnya. Berangkat dari Pacitan ke PT Bios di Kubu Raya, perusahaan yang bergerak di bidang kayu bakau. Gaji borongan Rp 25 ribu. Untuk biaya makan harus ngutang ke warung di perusahaan.
Selama bekerja di perusahan kayu bakau itu, bukannya untung sepertii namanya, pemuda itu malah buntung. "Tekor terus enggak ada hasil, masih utang. Kata yang punya warung, masih banyak utang kamu," ujar Untung lirih.
Semenjak tiba di Pelabuhan Dwikora, Untung mengaku sudah 4 hari tidak makan. "Saya makan sisa–sisa makan orang aja di tong sampah. Dari pada nggak makan."
Kepedihan nasib Untung tidak berhenti di situ saja. Teman rombongannya meninggalkan dia pulang ke Pacitan lebih awal.
"Teman-teman saya sudah pulang ke Jawa. Mereka minta uang pada keluarganya di Jawa. Sementara saya ini orang susah. Untuk makan aja di Jawa bapak saya susah. Makanya saya kerja ke luar daerah ini supaya ada perubahan, eh malah ditipu."
Utang Rp 3 Juta
Menurut Untung, dia bisa tiba di Kalimantan Barat setelah dipinjami uang Rp 3 juta oleh orang yang membawanya ke Kalimantan. Pinjaman itu kini belum lunas.
"Saya bingung mau bayar pakai apa. Ini badan saya gatal-gatal semua kena getah kayu bakau. Gatal ini, perih. Ada nanah juga ini. KTP saya ditahan sama PT. Kontrak saya 6 bulan, jadi nggak bisa pulang. Saya baru 4 bulan. Saya nggak mampu kerja di sana. Kalau bertahan pun nggak ada hasil, yang ada malah utang terus," lirihnya.
Petugas Dinas Sosial Kota Pontianak, Oskar Ibrahim, yang menangani kasus tersebut berjanji akan segera memulangkan Untung yang kini terlantar.
"Selasa malam tanggal 30 Juni pukul 22.00 WIB, dia (Untung) diberangkatkan ke Semarang naik kapal laut. Tadi kita juga sudah lapor polisi untuk keterangan identitasnya. Karena prosedur orang terlantar seperti itu harus lapor polisi, baru kita tindak lanjuti," ujar Oskar. Biaya pemulangan Untung ditanggung Dinas Sosial Kota Pontianak.
Menurut petugas di Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Laut (KP3L) Pontianak, Aiptu Hadiono, orang yang bernasib seperti Untung di wilayahnya tidak terhitung.
"Terkadang mereka takut lapor sama kita (polisi). Karena mereka inikan rata-rata dibawa oleh orang. Sudah sering kita nerima laporan kayak ini. Tetap dipulangkan, Dinsos yang tangani. Jumlahnya banyak, tapi saya lupa detailnya," ungkap Hadiono. (Sun/Ado)
Advertisement