Liputan6.com, Lumajang - Rumah sederhana di sebuah gang di Kelurahan Jogotrunan, Lumajang, Jawa Timur menjadi tempat Hadi Wasito menjalani hari-harinya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (1/7/2015), Hadi, pemuda 30 tahun penderita kelainan fisik celebral palsy yang memiliki kesulitan berbicara ini dibantu Sunarni sang bunda dalam beraktivitas.
Advertisement
Tetapi keterbatasan fisik bukan menjadi halangan bagi Hadi untuk mengadbikan dirinya di jalan agama. "Dakwah tidak menunggu menjadi ustaz. Setiap muslim berkewajiban berdakwah mulai dari keluarga, lingkungan, bahkan lewat sosial media," ucap Hadi dengan perlahan.
"Tujuannya agar memotivasi untuk diri sendiri dan orang lain dalam kebaikan," tandas Hadi. Pada bulan Ramadan kali ini, rutinitas Hadi selain berbagi pengalaman spiritual melalui media sosial, ia juga menjadi pembicara di sejumlah pengajian.
Setelah selesai salat dan berdoa, Hadi pun siap berangkat. Dalam menyampaikan syiar-syiar agama, Hadi dibantu oleh seorang penterjemah. Hadi Wasito telah membuka hati kita bahwasanya tak ada yang tidak mungkin dilakukan kecuali dengan rasa ikhlas sekaligus bisa bermanfaat untuk sesama. (Vra/Ado)