Kemarau, Bendung Katulampa Bogor Mulai Mengering

Andi mengatakan, bendung pernah mengalami kekeringan parah pada 2007.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 01 Jul 2015, 07:25 WIB
Bendung Katulampa (Liputan6.com/ Bima Firmansyah)

Liputan6.com, Bogor - Sudah hampir satu bulan ini, debit air Sungai Ciliwung terus menurun. Seluruh air Ciliwung kini dialihkan ke Kali Baru untuk irigasi persawahan dan air baku untuk minum.

Diakui Kepala Pengawas Bendung Katulampa Andi Sudirman, memang terjadi penyusutan tinggi muka air Ciliwung selama musim kemarau. Rata-rata ketinggian muka air di Bendung Katulampa di bawah 10 centimter atau 31.440 liter per detik.

"Menurun drastis dari ketinggian normal 50 centimeter atau debit air mencapai sekitar 60.000 liter/detik dan seluruh air yang mengalir dialihkan ke aliran irigasi," kata Andi  di Bogor, Jawa Barat, Selasa 30 Juni 2015.

Aliran irigasi tersebut akan mengalir ke kawasan persawahan di wilayah Cibinong, Jawa Barat, serta dijadikan air baku PDAM Tirta Kahuripan dan selebihnya mengalir ke Jakarta.

Andi mengatakan, bendung pernah mengalami kekeringan parah pada 2007. Saat itu ketinggian muka air nol atau dengan debit sekitar 1.700 meter per detik. "Pada 2007 sama seperti tahun sekarang, musim kemarau kering. Berbeda pada tahun lalu, musim kemarau basah," papar dia.

Andi mengimbau agar masyarakat yang bergantung pada kebutuhan air Sungai Ciliwung selalu melakukan antisipasi defisit air sejak saat ini, dengan berhemat menggunakan air PDAM atau air bawah tanah.

Defisit air juga terjadi di aliran irigasi Waduk Jati Luhur Purwakarta yang mengaliri Sungai Cikeas di wilayah Bogor Timur. Padahal daerah ini merupakan sentra beras seperti kecamatan Cariu, Tanjungsari, Jonggol, dan Sukamakmur. Aliran Sungai Cisadane di wilayah Bogor Barat seperti Tenjo dan Parungpanjang juga mengalami defisit air. (Sun/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya