Liputan6.com, Tunis - Gara-gara berfoto selfie di lokasi pembantaian Tunisia di Resort Sousse, pria bernama Amran Hussain ini diskors dari pekerjaannya. Tak hanya itu, gambar-gambarnya tersebut juga membuat marah dunia.
Dalam gambar yang dimuat News.com.au yang dikutip Rabu (1/7/2015), Amran Hussain terlihat tengah berdiri di pantai Tunisia -- yang merupakan tempat pertumpahan darah beberapa hari lalu. Ia lalu berpose dengan tongkat selfie atau tongsis yang dibawanya.
Foto selfie itu dengan cepat menjadi berita utama di seluruh dunia, dan ratusan orang langsung berkomentar pedas terhadap Hussain. Mereka menyebutnya "makhluk menjijikkan" dan "memalukan".
Foto itu memicu protes Amran, yang adalah anggota cadangan dari Angkatan Darat Inggris dan juga calon dari Partai Buruh negara itu. Ia bahkan telah diskors dari pekerjaannya sebagai politisi.
"Perilaku yang ofensif ini benar-benar tidak dapat diterima, dan dia ditangguhkan dari tugasnya," ujar seorang juru bicara partai kepada UK Daily Star.
Setelah ulahnya memicu kemarahan, Hussain membela diri di halaman Facebook. Ia berdalih bahwa hal aksinya itu justru merupakan tanda hormat kepada Tunisia.
"Pada hari Sabtu pagi itu, kami pergi ke sana untuk menunjukkan rasa hormat kami pada para korban yang tak bersalah," kata dia. "Teman-teman saya dan saya berjalan dalam diam dari hotel ke lokasi penembakan. Kami berpegangan tangan dan mengheningkan cipta sesaat untuk berdoa bagi semua korban serangan teroris, juga untuk orang-orang yang mencintai mereka, dan semua orang yang mungkin terpengaruh."
Dia mengatakan, dia dan teman-temannya juga berdoa untuk semua penduduk setempat dan keluarga mereka yang mungkin akan terpengaruh dengan penurunan wisatawan di masa mendatang.
"Kami mengambil beberapa gambar untuk berbagi dengan dunia, untuk menunjukkan bahwa kami peduli, mencintai bangsa dan negara. Yang kami lakukan adalah untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan, dan menentang keras teroris."
Amran menambahkan, ada alasan untuk mengambil foto selfie itu. "Demi mengingat korban, untuk menunjukkan kepada keluarga mereka bahwa orang yang mereka cintai dikenang orang lain," kata dia.
Amran pun mengecam media yang membesar-besarkan selfie-nya itu. "Pers menerbitkan hanya 1 gambar dari semua foto dan video selama 30 menit selama kami berada di sana. Untuk dicatat, kami berada di sana sebagai korban yang beruntung selamat dari kejadian itu."
Pemberitaan soal selfie, kata Amran, membuat pihaknya tertekan. "Media sering tidak memuat kebenaran secara utuh."
Advertisement
"Saya amat terluka oleh beberapa komentar mengerikan, hasil dari postingan gambar itu. Saya minta maaf dari lubuk hati yang mendalam, kepada siapa saja yang mungkin tersinggung. Tak ada niat kami untuk menyinggung, semua dilakukan semata-mata sebagai betuk penghormatan yang sebesar-besarnya." (Tnt/Ein)