Permintaan Terakhir Korban Hercules Jatuh di Medan: Pensiun

Kabar duka menyambangi keluarga anggota Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU) Pratu Wasiyanto Puron di Trimurti, Srandakan, Bantul.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Jul 2015, 12:47 WIB
Kabar duka menyambangi keluarga anggota Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU) Pratu Wasiyanto Puron di Trimurti, Srandakan, Bantul. (Fathi Mahmud/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kabar duka menyambangi keluarga anggota Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU) Pratu Wasiyanto Puron di Trimurti, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wasiyanto tewas saat pesawat Hercules milik TNI AU yang ditumpanginya jatuh di Medan Sumatera-Utara.

Tak ada firasat dirasakan keluarga. Hanya saja, sebelum kecelakaan tersebut, Wasiyanto sempat meminta sang istri, Syamsih Nurwijayanti (27) untuk mengurus kelengkapan pensiun. Padahal usianya masih 29 tahun.

Mungkin hal itu juga merupakan permintaan terakhir Wasiyanto. Seperti diungkapkan sang mertua, Sumardiyono.

"Katanya suruh mengirim surat untuk pensiun nanti," kata Sumardiyono di Yogyakarta, DIY, Rabu (1/7/2015).

Namun sebelum surat pensiun itu sempat dibuat, Wasiyanto gugur dalam menjalankan tugasnya sebagai prajurit negara.

Sumardiyono mengaku, mendapatkan kabar mengenai kecelakaan pesawat tersebut yang menimpa menantunya pada Selasa petang 30 Juni 2015 kemarin.

"Kemarin ada telepon dari teman Wasiyanto dan dilanjutkan ke keluarga korban," ujar dia.

Setelah itu dia segera mengonfirmasi kebenaran informasi itu. Tak lama dia mendapatkan kepastian, setelah salah satu komandan Wasiyanto menelepon dan memastikan, ayah 1 anak tersebut ikut dalam pesawat nahas itu.

"Kemarin komandannya tanya apakah mau dimakamkan di Pekanbaru (Riau) atau di Bantul (Yogyakarta), saya menjawab di sini saja, karena keluarga semua di sini," ucap Sumardiyono.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Ginting, Medan, Selasa siang kemarin pukul 11.48 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo Medan menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yaitu pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Shandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) dan menginformasikan terjadi kerusakan sehingga pihak menara menyarankan pesawat berbelok. Saat berbelok pesawat jatuh di pemukiman warga. (Ndy/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya