Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi gabah kering giling (GKG) nasional bisa mencapai 75,55 juta ton pada 2015 ini. perkiraan dari BPS ini lebih besar jika dibandingkan dengan target produksi padi dari Kementerian Pertanian yang sebesar 73,5 juta ton.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, lebih tingginya perkiraan produksi gabah Kering giling dari BPS ini karena adanya perluasan lahan panen yang mencapai 0,51 juta hektare atau 3,71 persen dari total.
"Dengan demikian terjadi kenaikan produktivitas sebesar 1,45 kuintal per hektare atau 2,82 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Suryamin melanjutkan, peningkatan produksi tersebut akan disumbang dari produksi padi di Pulau Jawa sebesar 1,83 juta ton. Sedangkan peningkatan produksi di luar Jawa sebesar 2,88 juta ton.
"Perkiraan kenaikan produksi relatif besar terdapat di Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Jawa Barat. Tetapi penurunan produksi yang relatif besar juga terjadi di Yogyakarta, Gorontalo dan DKI Jakarta. Tapi DKI Jakarta dari segi produksi juga tidak besar," lanjutnya.
Dengan adanya kenaikan produksi ini, lanjut dia, Indonesia sebenarnya tidak perlu melakukan impor beras lagi karena produksi padi di dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional. "Tidak akan impor jika kebutuhan setiap bulan terpenuhi. Padi itu setiap bulan selalu ada produksi di daerah-daerah," tandasnya.
Sebelumnya, swasembada pangan menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di masa awal kepemimpinannya. Pemerintah menargetkan swasembada beras dan jagung dapat terwujud dalam tiga tahun ke depan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengungkapkan, Indonesia dinilai perlu mencontoh China dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas padi di Indonesia dari segi teknologi.
"Mereka (China) sudah mengembangkan teknologi penanaman hibrid dalam pengembangan pertanian, itu menjadi tantangan buat kita untuk seperti mereka," kata Nasir.
ia menjelaskan, saat ini petani di Indonesia dalam menanam padi maksimal hanya dapat menghasilkan gabah 9-10 ton per hektare. Sementara di China yang menggunakan metode hibrid mampu menghasilkan gabah mencapai 12-15 ton per hektare.
Sebenarnya para petani di Indonesia beberapa sudah menerapkan teknologi penanaman hibrida ini, hanya saja dalam bidang penyuluhan dan pembinaan penanaman dengan metode tersebut masih belum banyak dikenal masyarakat. (Dny/Gdn)
Produksi Padi Nasional Diperkirakan 75,55 Juta Ton
Swasembada pangan menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Diperbarui 01 Jul 2015, 18:31 WIB Presiden Joko Widodo melihat seorang petani melakukan panen padi di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3/2015). (Rumgrapres/Agus Suparto)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
10 Kebiasaan Sepele yang Bisa Rusak HP Android Tanpa Disadari
Saat Kegelisahan Profesor Sembuh dengan Kearifan Ilmu Pesantren, Dikisahkan Gus Baha
Ciri-Ciri Muntaber pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya
Teddy Indra Wijaya Naik Jabatan Jadi Letkol, Berapa Gajinya?
Resep Es Pisang Ijo 3 Rasa, Takjil untuk Buka Puasa Bersama
11 Resep Es Nutrijel Cincau yang Segarnya Bikin Nagih, Cocok untuk Menu Buka Puasa
180 Quote Jumat Berkah yang Inspiratif dan Menyejukkan Hati
Stafsus Bantah Erick Thohir Terlibat Korupsi Minyak Mentah
Mimpi Bersetubuh Apakah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Banjir Rendam Gedebage Bandung, Wali Kota Sebut Kolam Retensi Belum Optimal
Arti Taqwa dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari, Lengkap dengan Manfaatnya
Menikmati Momen Berbuka Puasa di Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya