Pantang Menyerah: Wahyudin, Pemulung Bercita-cita Tinggi

Anak pertama pasangan Maja, seorang tukang ojek dan Patmawati ini benar-benar menggantungkan hidup sebagai pemulung sejak kelas 4 SD.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jul 2015, 14:15 WIB
Anak pertama pasangan Maja, seorang tukang ojek dan Patmawati ini benar-benar menggantungkan hidup sebagai pemulung sejak kelas 4 SD.

Liputan6.com, Bekasi - Inilah kegiatan rutin Wahyudin beberapa tahun lalu. Sebagai pemulung, ia mengumpulkan sampah terutama di sekitar Desa Jati Karya, kawasan Kali Manggis, Bekasi, Jawa Barat.

Sudah biasa bagi Wahyudin berjalan berkilo-kilometer mencari barang bekas yang kemungkinan laku dijual.

Anak pertama pasangan Maja, seorang tukang ojek dan Patmawati ini benar-benar menggantungkan hidup sebagai pemulung sejak kelas 4 SD. Walau sering diejek, Wahyudin mampu mengembangkan sikap mental positif.

Terlepas dari situasi tempatnya tumbuh di Bekasi. Wahyudin bisa melihat jauh ke depan.

10 Tahun jadi pemulung mampu membawa Wahyudin meraih gelar sarjana akuntansi dari Uhamka di Jakarta dengan IPK 3,45. Kegigihan Wahyudin mengembangkan diri telah menginspirasi.

Dengan bantuan orangtua angkat, kini Wahyudin siap menyelesaikan program master di sebuah sekolah bisnis di Jakarta Selatan.

Kacang tak lupa pada kulitnya. Setelah merasa mampu berbagi, satu dari 8 bersaudara ini mendirikan komunitas remaja peduli lingkungan.

Wahyudin mengajak mereka yang berkecukupan untuk membantu warga tak mampu di kampungnya. Pemuda berusia 23 tahun ini menunjukkan, bila ada kemauan tentu ada jalan.

Moto Wahyudin adalah, "Saya harus jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain".

Saksikan kisah Wahyudin yang gigih menuntut ilmu meski  harus menjadi seorang pemulung dalam Pantang Menyerah selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (3/7/2015). (Nda/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya