Jabodetabek Jadi Wilayah Paling Sering Demo Buruh

wilayah Jabodetabek masih menjadi tujuan utama para investor dalam melaksanakan kegiatan investasi.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jul 2015, 16:44 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani (Fotografer: Ilyas Istianur P/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinator Bidang Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan wilayah yang paling banyak terjadi gangguan keamanan yang berpotensi menganggu iklim investasi.

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, gangguan keamanan yang selama ini sering dikeluhkan oleh investor adalah sering terjadinya demonstrasi, tindak anarkis, pemblokiran jalan, premanisme, aksi sweeping sehingga menganggu jalannya aktifitas industri.

"Jabodetabek paling banyak terjadi gangguan keamanan dalam hal investasi seperti demo buruh. Ini berdasarkan data dari banyaknya pemberitaan di media," ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Padahal, wilayah Jabodetabek masih menjadi tujuan utama para investor dalam melaksanakan kegiatan investasinya. Hal ini dapat dilihat dari rencana investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Jabodetabek yang mencapai Rp 886,9 triliun atau 18,1 persen dari rencana investasi di Indonesia secara total yang sebesar Rp 4.219,5 triliun.

Sedangkan dari sisi realisasi, investasi PMA dan PMDN di Jabodetabek pada periode 2010 hingga Mei 2015 mencapai Rp 436,4 triliun atau 24,8 persen dari total realisasi nasional pada periode yang sama sebesar Rp 1.759,3 triliun.

"Hal ini menunjukan bahwa Jakarta dan daerah sekitarnya tetap menjadi tujuan utama para investor, baik domestik dan asing. Keberhasilan menciptakan suasana keamanan dan ketentraman berinvestasi dan berinvestasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan menjadi salah satu barometer iklim berinvestasi di Indonesia," tandasnya.

BKPM juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih lebih menarik jika dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand bagi investor. Hal tersebut dibuktikan dengan posisi Indonesia yang berada di peringkat 14 negara dalam daya tarik investasi, dan berada di atas kedua negara tersebut.

Selain itu sejauh ini iklim investasi di Indonesia juga tidak banyak terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia yang tengah menurun. Bahkan, nilai investasi yang masuk ke Indonesia diprediksi terus meningkat dibanding tahun lalu. Terlebih pemerintah sedang giat membangun infrastruktur di berbagai wilayah. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya