Tolak Referendum, Ratusan Warga Yunani Turun ke Jalan

Ratusan demonstran berkumpul saat berunjuk rasa pro-Uni Eropa di Iraklio, Yunani (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)

oleh Johan Fatzry diperbarui 03 Jul 2015, 14:45 WIB
20150703-Warga-Yunani-Unjuk-Rasa-Tolak-Referendum-Yunani1
Ratusan demonstran berkumpul saat berunjuk rasa pro-Uni Eropa di Iraklio, Yunani (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)
Ratusan demonstran berkumpul saat berunjuk rasa pro-Uni Eropa di Iraklio, Yunani (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)
Pengunjuk rasa anti-Eropa saling dorong dengan petugas kepolisian di Iraklio, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)
Pengunjuk rasa anti-Eropa berebut atribut dengan petugas kepolisian di Athena, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Panayiotis Tzamaros)
Pengunjuk rasa anti-Eropa saling dorong dengan petugas kepolisian di Iraklio, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)
Pengunjuk rasa anti-Eropa saling dorong dengan petugas kepolisian di Iraklio, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Stefanos Rapanis)
Seorang pengunjuk rasa anti-Euro membakar bendera Uni Eropa di Athena, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Panayiotis Tzamaros)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya