Tahapan Pansel Temukan 'Kesatria' Pimpinan KPK

Dalam menyeleksi capim KPK, kecermatan dan kecepatan diperlukan.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 06 Jul 2015, 07:30 WIB
Ketua Pansel Capim KPK Destry Damayanti memberikan keterangan pers terkait pengumuman pendaftar calon pimpinan KPK di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (4/7/15).(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Pansel calon pimpinan KPK, Betty Alisjahbana, mengklaim memiliki formula untuk menyeleksi 600 lebih pendaftar capim KPK. Kini tinggal 194 capim KPK yang dinyatakan lolos administrasi. Dalam menyeleksi capim KPK, kecermatan dan kecepatan diperlukan.

"Yang pertama, kita baca CV dari para pendaftar dan satu CV dibaca dua orang anggota. Jadi anggota pansel dibagi 4. Dua orang bahas satu CV untuk dibahas ke pleno," kata Betty di Menteng, Jakarta, Minggu (5/7/2015).

Kemudian, ia menerangkan, penyeleksian tahap awal ini berbeda dengan sebelum penyeleksian capim KPK sebelumnya. Bila sebelumnya hanya diperiksa administrasi, penyeleksian saat ini juga dilihat latar belakang pengalaman calon dengan kecocokan jabatan pimpinan KPK.

"Bagaimana pekerjaan sebelumnya, seberapa besar dan signifikan sehingga dilihat lompatannya terlalu jauh atau nggak. Ruang lingkup seberapa besar yang pernah dikelola dan dipimpinnya. Supaya loncatnya nanti nggak kejauhan. Apalagi tantangan KPK seperti sekarang," terang dia.

Ia menuturkan, KPK itu adalah organisasi besar. Selain keberanian memberantas korupsi, sang calon pimpinan KPK juga harus seorang yang bijaksana dan memiliki pengalaman organisasi. Terlebih bila sang calon itu ahli dalam bidang hukum dan penindakan.

"Jadi, dia punya pengalaman apa, apakah relevan dengan tugas KPK?" tambah Betty.

Ketika lolos seleksi tahap awal, terang Betty, calon pimpinan KPK itu akan masuk ke tahap tes objektif. Tes ini akan dilangsungkan pada 8 Juli 2015. Jika tahapan ini lulus, capim akan menjalani tes lanjutan, yaitu tes makalah. Dari tes ini kemampuan calon pimpinan KPK akan dinilai.

Ia menjelaskan, para calon pimpinan KPK diminta membuat tulisan tentang strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi yang pernah dimasukkan dalam dokumen pendaftaran.

"Dari situ dilihat pemahaman tentang korupsi, itu bisa dilihat di situ. Masalah integritas juga bisa dilihat dari situ," tutur Betty.

Dia mengakui para calon pimpinan KPK yang mendaftarkan diri memiliki latar belakang dan motivasi beragam. Karena itu perlu penelusuran lebih jauh agar KPK bebas dari "penumpang gelap".

"Tinggal kita lihat konsistensinya. Baik dari makalah, dan penelusuran orangnya. Apa ia konsisten bela pemberantasan korupsi atau zigzag. Karena tugas pansel adalah memilih pimpinan KPK terbaik, yang mana yang punya niat yang baik, kompetensi yang baik," tandas Betty. (Ali/Ndy)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya