Di Era Jokowi, Pembangkit Panas Bumi 1.065 MW Bakal Beroperasi

Tambahan pasokan tersebut dilakukan bertahap mulai 2015 hingga 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Jul 2015, 10:55 WIB
Panas Bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan ada tambahan pasokan listrik hingga 1.065 megawatt (MW) yang berasal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan tambahan pasokan tersebut dilakukan bertahap mulai 2015 hingga 2019.

"PLTP dengan kapasitas 1065 Mw untuk dari 2015-2019," kata Yunus, di Jakarta, Senin (6/7/2015).

Yunus mengungkapkan, salah satu PLTP yang akan beroperasi dalam waktu dekat menyumbang angka tersebut adalah PLTP Ulubelu unit 3 dan 4 berkapasitas 2x55 MW di Lampung.

"Kemajuannnya tahun depan dari Ulubelu 55 MW, kemudian setiap tahun ada," tuturnya.

Untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan, PT Pertamina (Persero) menempatkan pengembangan panas bumi dalam salah satu prioritas strategis. Hingga 2019, Pertamina akan memasok 505 MW listrik dari PLTP.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini Pertamina sedang melaksanakan proyek pengembangan panas bumi meliputi, PLTP Kamojang 5 berkapasitas 1x35 MW dan Karaha berkapasitas 1x30 MW di Jawa Barat, Ulubelu 3 dan 4 berkapasitas 2x55 MW di Lampung, Lumut Balai 1 dan 2 berkapasitas 2x55 MW di Sumatera Selatan.

Lahendong 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW dan pembangkit skala kecil Lahendong berkapasitas 2x5 MW di Sulawesi Utara, Sibayak berkapasitas 1x5 MW di Sumatera Utara, Hululais 1 dan 2 berkapasitas 2x55 MW di Bengkulu, Sungai Penuh 1 berkapasitas 1x55 MW di Jambi.

"Keseluruhan proyek tersebut memiliki total kapasitas pembangkitan 505 MW dan investasi sekitar US$ 2,5 miliar," tutupnya. (Pew/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya