Liputan6.com, Saudi Arabia - Beberapa penelitian membuktikan puasa berdampak positif terhadap kesehatan. Berpuasa tiga hari mampu memicu proses regenerasi sistem kekebalan tubuh.
Setelah melakukan penelitian untuk menemukan metode baru pengobatan penyakit kronis, para peneliti menemukan puasa memicu batang sel melakukan regenerasi sehingga dapat memerangi kanker.
Advertisement
Kepala Departemen Kesehatan dan Terapi Kementerian Kesehatan Saudi Arabia, Dr Mashor Al-Hantoushi mengatakan, berpuasa dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker otak glioma dan neuroblastoma, serta kanker yang terbentuk di jaringan saraf.
Meski belum dapat dipastikan apakah puasa membuat kemoterapi lebih efektif dan minim efek samping, Dr Mashor menyatakan, dalam beberapa kasus, berpuasa dengan benar berdampak seefektif kemoterapi, serta sama-sama membantu memerangi penyebaran tumor.
"Beberapa pasien kanker yang mencoba berpuasa, merasakan efek samping yang lebih sedikit dari kemoterapi," kata Mashor dikutip Arab News, Senin (12/6/2017). Adapun dampak kemoterapi adalah mual, muntah, diare, tuli, dan rambut rontok.
Baru-baru ini, para peneliti dari University of Southern California menemukan, puasa dapat memperlambat pertumbuhan dan penyebaran tumor, dan dapat menyembuhkan beberapa jenis kanker ketika dikombinasi dengan kemoterapi.
Penelitian yang telah diterbitkan ke dalam jurnal Science Translational Medicine menemukan, ketika para peneliti melakukan eksperimen terhadap tikus, sel-sel tumor dapat merespons dengan cara yang berbeda ketika tikus-tikus itu "berpuasa".
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan untuk membuktikan berpuasa dengan benar-benar dapat memerangi kanker.