Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih terus berlangsung sampai saat ini. Bahkan, tercatat setiap hari terjadi guguran lava pijar sampai sekitar 3 kilometer ke arah sisi selatan dan timur. Karenanya, wilayah di sana dikosongkan dari aktivitas masyarakat.
"Kalau dulu wilayah yang harus dikosongkan, yaitu di sisi selatan dan tenggara," kata Kepala Pusat Informasi Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (6/7/2015).
Namun, sejak peningkatan status Gunung Sinabung pada 22 Juni 2015 lalu menjadi awas, maka radius daerah yang berbahaya naik menjadi 6 kilometer di sisi timur dan 7 kilometer di sisi tenggara.
Sutopo mengatakan, di sisi selatan, beberapa desa harus mengungsi, di mana pada saat ini jumlah pengungsi mencapai 10.645 orang. Para pengungsi tersebar di 10 pos pengungsian.
"Daerah pengungsian ini cukup jauh dibandingkan dengan daerah asalnya," kata Sutopo.
Hal ini yang membuat banyak warga, terutama laki-laki dewasa enggan ikut mengungsi. Alasannya, mereka memelihara lahan pertanian yang umumnya berada tidak jauh dari rumah mereka.
Melihat hal ini, Sutopo menuturkan, pemerintah akan membangun relokasi hunian tetap bagi warga sekitar lereng Gunung Sinabung seperti warga di lereng Gunung Merapi. Sedianya, mereka akan menetap di sana dengan aman.
"Maka perlu dibangunkan tempat evakuasi terakhir di beberapa wilayah yang aman yang dikelola Pemda setempat. BNPB juga berkonsultasi dengan BMKG (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk tempat yang aman di mana," ujar dia.
5 Tahun?
Sutopo menjelaskan, berdasarkan keterangan dari BMKG, diprediksi erupsi Sinabung masih akan terus terjadi sampai 5 tahun mendatang. Karenanya, relokasi hunian tetap itu menjadi prioritas pemerintah saat ini.
"Menurut BMKG, erupsi Sinabung masih akan berlangsung sampai 5 tahun ke depan, sehingga pengungsi ini perlu dilakukan penanganan agar pendidikan mereka tetap berlangsung, pertanian mereka tetap berlangsung. Jadi relokasi itu segera akan dilaksanakan," ucap Sutopo.
Total kerugian akibat Gunung Sinabung sementara ini tercatat Rp 1,49 triliun. Rinciannya, kerugian di sektor perumahan Rp 501,5 miliar, sektor infrastruktur Rp 23,6 miliar, serta kerugian di sektor ekonomi Rp 809 miliar. Lalu kerugian di sektor sosial sebesar Rp 53,4 miliar dan kerugian di lintas sektor Rp 4 miliar.
"Jadi erupsi Sinabung ini memiskinkan masyarakat di Kabupaten Karo. Kalau dulu sebelumnya masyarakat yang memiliki kebun jeruk, mereka memiliki penghasilan rata-rata Rp 2-20 juta. Tapi dalam kondisi seperti ini mereka sangat terbatas penghasilannya," tandas Sutopo. (Ndy/Ali)
Advertisement