Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar rakyat Yunani menolak seluruh ketentuan dana talangan dari para kreditor internasional dengan 61,3 persen memilih `Tidak` pada referendum yang digelar pada 5 Juli kemarin. Penolakan rakyat Yunani tersebut dapat memicu negaranya untuk keluar dari zona euro dan membuatnya harus kembali menggunakan drachma (mata uang Yunani sebelum bergabung dengan zona euro).
Melansir laman Bloomberg, Senin 6 Juli 2015, mengenalkan mata uang baru bukan persoalan mudah, bahkan meskipun mata uang tersebut pernah digunakan sebelumnya.
Advertisement
Artikel Siapkah Yunani Ganti Mata Uang Euro ke Drachma? telah menarik perhatian pelaku pasar pada awal pekan ini di kanal bisnis Liputan6.com.
Ingin tahu artikel mana saja yang telah menarik perhatian pembaca? Berikut lima artikel pilihannya:
1. Siapkah Yunani Ganti Mata Uang Euro ke Drachma?
Sebagian besar rakyat Yunani menolak seluruh ketentuan dana talangan dari para kreditor internasional dengan 61,3 persen memilih `Tidak` pada referendum yang digelar pada 5 Juli kemarin. Penolakan rakyat Yunani tersebut dapat memicu negaranya untuk keluar dari zona euro dan membuatnya harus kembali menggunakan drachma (mata uang Yunani sebelum bergabung dengan zona euro).
Melansir laman Bloomberg, Senin 6 Juli 2015, mengenalkan mata uang baru bukan persoalan mudah, bahkan meskipun mata uang tersebut pernah digunakan sebelumnya.
2. Yunani Tak Mau Dipermalukan, Alasan Referendum Pilih Tidak
Setelah mengalami gagal bayar pada 30 Juni lalu, pemerintah Yunani akhirnya menggelar referendum pada Minggu, 5 Juli 2015 waktu setempat. Dengan selisih suara telak, rakyat Yunani menolak seluruh ketentuan dana talangan internasional.
Yunani yang dipimpin partai sayap kiri Syriza sebelumnya terus menggelar kampanye agar rakyatnya menolak seluruh ketentuan yang diberikan para kreditor internasional. Pemerintah di bawah pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras mengatakan, seluruh ketentuan dana talangan yang diajukan tampak mempermalukan negaranya.
3. Sekolah Termahal di Dunia, Ada Kapal Pesiar Hingga Lapangan Golf
Banyak orang tak mampu mengecap pendidikan yang layak lantaran persoalan biaya. Namun di luar seluruh masalah tersebut, dunia ini faktanya diisi dengan sekolah-sekolah berbiaya sangat tinggi.
Tengok saja The The Institut Le Rosey, sekolah termahal di dunia dengan biaya pendidikan mencapai US$ 140 ribu per tahun atau Rp 1,87 miliar per tahun (kurs: Rp 13.347 per dolar AS). Hanya anak-anak dari miliarder atau pejabat tinggi yang tampaknya bisa duduk di bangku sekolah tersebut.
4. Jumlah Uang Palsu yang Beredar Meningkat
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rasio peredaran uang palsu pada 2015 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2014 lalu. Di tahun ini, jumlah uang palsu yang ditemukan oleh Bank Indonesia mencapai 15 lembar uang dalam setiap 1 juta lembar uang. Sedangkan di tahun lalu, jumlah uang palsu yang ditemukan tercatat hanya 12 lembar uang palsu dalam setiap 1 juta lembar uang.
5. Bandara Soetta Kebakaran, Menhub Jonan Semprot AP II dan Garuda
Peristiwa kebakaran yang terjadi di JW Sky Lounge, Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Terminal 2E cukup membuat geger para penumpang. Bagaimana tidak, akibat kejadian ini, puluhan jadwal penerbangan Garuda Indonesia terpaksa ditunda dan penumpang menjadi korban dari delay berjam-jam tersebut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menuturkan, Kemenhub sudah mengambil langkah sebagai tindaklanjut dari kebakaran tersebut. Pertama, sambungnya, Kementerian Perhubungan sudah menerjunkan personil yang membantu agar arus penerbangan tidak terganggu saat peristiwa kebakaran terjadi Minggu, 5 Juli 2015. (Ahm/)