Sahur On the Road Marak, MUI Sebut Pahala Puasa Bisa Berkurang

Amirsyah berharap, hendaknya sahur dilakukan sesuai tujuan utama yakni untuk beribadah dan berbagi dengan sesama di bulan Ramadan.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Jul 2015, 19:01 WIB
Citizen6, Jakarta: Jalan Juanda jadi ajang balapan liar pada malam hari. Biasanya balapan liar sering terjadi pada hari Sabtu. (Pengirim: Tito)
Citizen6, Jakarta: Jalan Juanda jadi ajang balapan liar pada malam hari. Biasanya balapan liar sering terjadi pada hari Sabtu. (Pengirim: Tito)

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya aksi Sahur On the Road (SOTR) selama bulan Ramadan membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat suara. Apalagi kegiatan SOTR yang dilakukan para remaja kerap melenceng dari tujuan utama yakni untuk beribadah dan berbagi dengan sesama di bulan Ramadan.

"Kami mengapresiasi bahwa sahur jangan sampai ternodai. Mengapa? Karena sahur itu sebagaimana pesan Rasulullah adalah barokah. Di mana barokahnya? Pertama dari niatnya, kedua caranya, ketiga adalah perilakunya. Tiga hal ini penting," kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan usai berdiskusi dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian, Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Amirsyah berharap, hendaknya sahur dilakukan sesuai 3 prinsip di atas. Menurut dia, jika sahur dilakukan tanpa niat, cara, dan perilaku yang baik maka esensi puasa dan barokah‎nya tidak akan didapat. Hal itu juga dapat mengurangi pahala puasa.

"Karena itu saya sangat mengimbau, janganlah sahur dijadikan ajang hura-hura," tambah dia.

Selain itu, Amirsyah berharap sahur bisa dijadikan sebagai media edukasi kepada anak-anak. Sahur, lanjut dia, juga bisa menjadi momentum meningkatkan keharmonisan hubungan keluarga.

"Karena di sini (sahur) satu bentuk edukasi berkumpul dan makan bersama. Orangtua bisa memberikan wejangan, mungkin karena kesibukan seharian tidak ketemu. Setelah itu, juga bisa sekalian mengajak anaknya berjamaah salat subuh dan tadarus," jelas Amirsyah

Sahur On the Road Baik, Jika...

Amirsyah mengatakan, pihaknya tidak melarang SOTR selama niatnya baik dan tidak melanggar peraturan. Pihaknya juga tidak mengeluarkan fatwa khusus terkait SOTR, karena aturan sahur sudah ditentukan oleh Rasulullah.

"Sudah jelas, nggak mungkin difatwakan. Ikut aturan yang sudah ada saja. Jadi kita mengedukasi, mengajak masyarakat agar tidak menyalahgunakan sahur dengan cara-cara di luar etika," tandas Amirsyah.

Tito Karnavian mengatakan hal serupa. Ia mengaku pihaknya mendukung SOTR selama dilakukan dengan bentuk aksi sosial dan tanpa melanggar undang-undang.

‎"Cukup patuh pada aturan lalu lintas, pakai helm, kemudian tertib. Seperti kata Bapak Amirsyah, kembali pada hakekat sahur. Mulai kesadaran SOTR dalam rangka untuk memberikan makanan bagi yang kurang mampu, itu yang baik," kata Tito.

Dia juga menegaskan, tindakan tegas yang ia perintahkan kepada anak buahnya harus tetap s‎esuai prosedur. Ia berharap tidak ada tindakan semena-mena dari aparat. Apalagi menggunakan senjata api.

"Saya sudah perintahkan seluruh Kapolres dan Kapolsek (tindak tegas SOTR menyimpang). Tapi tindakannya yang saya minta manusiawi. Artinya adik-adik kita jangan sampai ditembak, saya larang mereka untuk melakukan penembakan, tidak boleh," ujar Tito. (Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya