Liputan6.com, Essex Sebuah surat gadis kecil yang dibunuh ibunya sendiri ini sangat memilukan hati.
Seorang ibu tega menghabisi nyawa putri kandungnya sendiri setelah kekasih lesbiannya meyakinkannya bahwa anaknya itu kerasukan setan dan harus `dimusnahkan`.
Advertisement
Dilansir dari Telegraph.co.uk (Selasa 7/7/2015), pembunuhan itu terjadi di rumah Polly Chowdury, di Chadwell Heath, Essex, London.
Bocah berusia 8 tahun bernama Ayesha Ali disiksa secara sadis hingga tewas oleh Polly, ibu kandungnya sendiri.
Menurut keterangan polisi, Polly telah bertindak di luar batas kemanusiaan setelah pasangannya, Kiki Muddar, mempengaruhinya dengan mengatakan bahwa Ayesha berdarah jahat.
Selama tiga tahun, Kiki memborbardir Polly dengan ribuan pesan yang diunggahnya di Facebook sehingga meracuni pikirannya secara bertahap untuk berbuat kejam terhadap buah hatinya sendiri. Polly pun perlahan-lahan yakin putrinya harus dihukum untuk `menghentikan pintu gerbang neraka terbuka`.
Akibatnya, anak malang itu mendapat berbagai siksaan dari pasangan lesbian itu. Mulai dari menyuruh Ayesha mandi dengan air dingin, memaksanya makan hingga perutnya sakit dan menggosok lantai kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari 'roh-roh jahat'.
Menurut pengakuan para tetangga, Polly dan Kiki seringkali memukul Ayesha. Tetangga juga sering mendengar teriakan memilukan Ayesha ketika pasangan itu bergantian menyelinap ke kamarnya mengenakan topeng yang menakutkan.
Saat ditemukan terbujur kaku di lantai tak bernyawa, Ayesha hanya mengenakan celana dalam merah jambu dengan luka memar di sekujur tubuhnya. Di kepalanya juga terdapat bekas pukulan. Kian miris, berat badan Ayesha saat itu diketahui hanyalah 22 kg dan dia menderita 50 luka, termasuk bekas gigitan di punggungnya yang ternyata adalah gigitan ibunya.
Hubungan aneh Polly dan Kiki telah berlangsung selama tiga tahun. Kiki menciptakan berbagai karakter fiksi agar bisa lebih intim dengan Polly. Namun di matanya, Ayesha menjadi rintangan yang menghalangi jalannya. Kiki telah berkomunikasi melalui SMS dan pesan Facebook dengan 15 karakter fiksi yang berbeda, yang semuanya adalah ciptaan Kiki. Adapun ayah Ayesha memilih pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah Kiki memasuki kehidupan Polly.
Di mata guru dan teman-teman sekelasnya, Ayesha adalah anak yang berbakat, tetapi mulai suka menyendiri beberapa bulan sebelum kematiannya.
Setelah dia meninggal, penyidik menemukan catatan memilukan ditulis oleh Ayesha yang disimpan di kamarnya. Dalam catatan itu, Ayesha menulis "berusaha keras untuk menjadi anak baik, aku tidak suka menyakiti perasaan orang lain. Aku benci dihukum, makanya aku akan berubah jadi anak yang baik."
Butuh waktu hampir dua tahun bagi polisi untuk menguak kasus sadis yang menimpa Ayesha guna memastikan otak pelaku kejahatan atas kematian bocah itu pada 29 Agustus 2013.
Pada Februari 2015, para hakim di pengadilan menyatakan kedua perempuan ini terbukti bersalah menyiksa hingga menyebabkan Ayesha tewas. Pada Jumat, 6 Maret 2015, hakim menjatuhkan hukuman kepada dua perempuan tersebut atas tindakan pembunuhan berencana.
Dalam sebuah penghormatan emosional setelah vonis bersalah dijatuhkan kepada mantan istrinya, Ali mengatakan: "Ayesha adalah anak yang luar biasa, cerdas, penuh kasih, peduli pada kehidupan dan kemiskinan dunia. Dia mencintai kehidupan dan keluarganya, dan dari semua yang dia inginkan adalah menjadi bagian dari.. keluarga bahagia." (Dsu/heidy)