Cepat Kunjungi, Sebelum 6 Tempat Ini Benar-benar Hilang

Di tahun-tahun mendatang, diramalkan berbagai objek wisata menawan di dunia akan hilang dan punah.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 09 Jul 2015, 20:35 WIB
foto: roughguides.com

Liputan6.com, Jakarta Bumi memiliki bentangan alam yang luas dan menawarkan berjuta pemandangan indah. Meski demikian, keindahan lekuk bumi tidak akan bertahan lama dan abadi.

Perubahan iklim, bencana alam, dan berubahnya gaya hidup manusia menjadi penyebab yang mengancam keberadaan objek wisata yang selama ini terkenal dengan keindahan alamnya.

Tim Liputan6.com telah memilih 6 destinasi wisata alam paling indah yang terancam punah akibat perubahan iklim, bencana alam, dan perubahan gaya hidup manusia. Dirilis dari roughguides.com, berikut 6 destinasi wisata alam yang harus Anda kunjungi sebelum mereka hilang.

Salju Kilimanjaro, Tanzania

foto: roughguides.com

Puncak berselimut salju dari gunung tertinggi di Afrika ini adalah contoh yang paling jelas dari dahsyatnya pemanasan global. Para ilmuwan telah menemukan bahwa 85% dari es yang menutupi gunung yang mulanya menawan ini dari tahun ke tahun akan mencair. Lebih dari seperempat es yang menutupi gunung ini sudah mencair pada awal 2000-an. Beberapa orang ahli memprediksi bahwa gletser legendaris Tanzania ini akan hilang sepenuhnya dalam dua dekade mendatang.

Gletser Petagonian, Argentina

foto: roughguides.com

Sebagai daratan terbesar yang tertutupi es di belahan bumi selatan di luar benua Antartika, gletser Petagonian merupakan bentangan alam yang sangat indah. Namun gletser ini mengalami penitipisan yang sangat drastis, rata-rata enam kaki dalam setahun. 90% gletser yang ada di kawasan ini menyusut dari tahun ke tahun. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyaksikan keindahan gletser Petagonian di Argentina sebelum semuanya hilang tak berjejak.

Salar de Uyuni, Bolivia

foto: roughguides.com

Sebagai dataran garam terbesar di planet ini dengan pemandangannya yang super indah, Salur de Uyuni menjadi magnet bagi wisatawan yang hobi fotografi. Kawasan ini adalah setengah timbunan lithium dunia yang kini tengah diekspolitasi oleh pemerintah Bolivia. Permintaan lithium yang besar sebagai bahan baku pembuatan baterai smartphone mengorbankan keberadaan kawasan menawan ini. Demi smartphone, Bolivia nampaknya rela menjadikan Salar de Uyuni sebagai legenda bagi anak-anak keturunan mereka kelak.

Laut Mati, Israel, Yordania, dan Palestina

foto: roughguides.com

Ini adalah ironi yang sangat kejam, karena Laut Mati akhirnya memang benar-benar akan mati. Dikenal sebagai wilayah pesisir yang banyak mengandung garam, para petani garam tak perlu repot mencari garam di pantai ini. Wisatawan juga telah lama mengenal kawasan ini dengan pemandangan matahari terbenamnya yang indah. Namun ulah tangan manusia dan bencana ekologi memberi kontribusi terbesar bagi matinya laut kuno yang ada di 3 negara ini. 

Maladewa

foto: roughguides.com

Maladewa adalah negeri impian dengan pantainya yang menawan dan pemandangan bawah lautnya yang menakjubkan. Ditambah resor bintang 5 menjadi magnet yang memikat para wisatawan mancanegara untuk datang ke negara bahari ini. Tapi masa depan Maladewa terlihat tidak cerah, Program Lingkungan PBB memperkirakan negara ini bisa menjadi negara pertama yang akan hilang tertimbun lautan. Jika permukaan air laut terus meningkat, pada akhir abad ke-21, negara ini diperkirakan akan hilang.

Pulau Komodo, Indonesia

foto: roughguides.com

Siapa yang sangka, pulau yang ada di negeri ini menjadi salah satu objek wisata alam yang terancam punah. Telah lama menjadi pemikat para wisatawan dan fotografer sebagai kawasan konservasi komodo dan spesies bawah laut, hari ini Pulau Komodo dan perairan di sekitarnya menjadi salah satu kawasan di Indonesia yang terancam hilang. Pemutihan karang dan pengasaman laut memberikan kontribusi terbesar bagi terbunuhnya banyak terumbu karang di perairan. Sementara kenaikan populasi manusia dan kunjungan wisatawan juga mengubah dengan cepat wajah Pulau Komodo yang dahulu dikenal sebagai pulau tak tersentuh. Berkunjunglah sekarang, sebelum pulau ini hilang dan hanya menjadi legenda.

(ibo/igw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya