Liputan6.com, Sydney Populasi koala sangat riskan dan nyaris punah di Australia. Para peneliti mulai beralih menggunakan anjing pelacak untuk membantu menemukan dan melindungi hewan berkantung ini.
Dua tahun lalu, perusakan hutan begitu parah akibat kebakaran semak-semak di area Blue Mountains, pedalaman Sydney, Australia. Habitat koala makin sempit.
Advertisement
Kini, hewan berkantung itu terdaftar sebagai hewan paling rentan di negara bagian New South Wales, Queensland, dan Australian Capital Territory. Pihak penyelamatan hewan terus berupaya mencari koala-koala untuk diidentifikasi jumlah dan kondisinya.
Salah satu ide untuk mendeteksi keberadaan koala adalah menggunakan anjing pelacak. Ini karena koala dapat dikatakan sulit ditemukan.
Kellie Leigh, pendiri Science for Wildlife menunjukkan, anjing punya tingkat keberhasilan deteksi 80 persen lebih besar dalam menemukan koala.
“Anda harus memilih anjing yang punya motivasi tinggi, tetap bersemangat saat diberi makan atau bermain dengan bola tenis,” lanjutnya kepada BBC News, Rabu (8/7/2015).
Anjing diajarkan untuk mengenali sumber bau. Saat anjing menemukan koala, ia harus memberikan tanda dengan cara duduk atau berulang kali menyentuhkan hidungnya ke tanah, mengendus-endus.
Leigh beserta timnya sedang melakukan studi ekologi terhadap setiap koala yang ditemukan.
Selain itu, studi ini menentukan pola penyebaran koala di habitat mereka yang tersisa di wilayah tersebut, sekaligus menanamkan perangkat GPS (Global Positioning System) untuk melacak pergerakan koala. (fhh/heidy)