SKK Migas Khawatir Stok Minyak dan Gas Menipis

Perizinan dan pembebasan lahan jadi kendala terbesar untuk merealisasikan kegiatan pemboran dan survei pencarian migas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Jul 2015, 20:32 WIB
Sebagai industri yang padat modal dan berisiko tinggi, sektor hulu minyak dan gas bumi sangat membutuhkan iklim investasi yang mendukung.

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi/SKK Migas menyatakan kegiatan pemboran dan survei pencarian migas yang rendah pada 2015 berdampak terhadap penemuan sumber baru migas ke depan.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengungkapkan, dari rencana survei seismik sebanyak 46 kegiatan, terealisasi 12 kegiatan atau 26 persen. Bahkan, program pengeboran eksplorasi dari rencana 157 sumur baru terealisasi 26 sumur atau 17 persen.

"Rendahnya realisasi program survei dan pengeboran, khususnya untuk kegiatan eksplorasi," kata Amien,  dalam pemaparan kinerja sektor migas, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Amien menuturkan, kendala terbesar untuk realisasi kegiatan ini adalah perizinan dan pembebasan lahan. SKK Migas berharap dukungan seluruh pihak untuk mendorong terealisasinya kegiatan eksplorasi yang sudah diprogramkan.

"Kegiatan realisasi hingga akhir Juni masih di bawah signifikan dari direncanakan karena sejumlah kendala," tutur Amien.

Dengan realisasi kegiatan pencarian minyak yang masih minim dari target tersebut, Amien khawatir akan berdampak pada sumber migas yang menipis.

"Minimnya kegiatan eksplorasi ini akan berdampak pada rendahnya penemuan cadangan baru dan kesinambungan produksi di tahun-tahun mendatang," kata dia. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya