GO-JEK Diprotes Ojek Pangkalan di Utan Kayu

Tak cuma di Utan Kayu, sikap antipati pengemudi ojek pangkalan terhadap driver GO-JEK terjadi di banyak wilayah.

oleh Audrey Santoso diperbarui 09 Jul 2015, 06:07 WIB
Tak cuma di Utan Kayu, sikap antipati pengemudi ojek pangkalan terhadap driver GO-JEK terjadi di banyak wilayah. (Audrey Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kumpulan tukang ojek di pemukiman Utan Kayu, Jakarta Timur, menolak kehadiran ojek berbasis smartphone, GO-JEK dan Grab Bike masuk ke wilayah mereka. Sejak 2 penyedia layanan jasa itu hadir, pendapatan para tukang ojek dinilai mengalami penurunan.

Doger (38) mengakui pendapatannya turun lebih dari 50 persen sejak awal tahun lalu akibat kehadiran ojek online.

"Habis, kita sepi. Semua penumpang kita 'dimakanin' (diambil) oleh GO-JEK," kata Doger geram ketika berbincang dengan Liputan6.com di Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2015).

"Kita biasanya sehari dapat Rp 200 ribu, sekarang boro-boro. Rp 70 (ribu), Rp 80 (ribu) gitu-gitu aja setiap hari. Kan keluarga juga butuh makan," cetus dia.

Anggota Ormas Forum Betawi Rempug (FBR) Ranting 0221 ini mengatakan, biasanya ojek di pangkalannya ramai peminat, yaitu warga yang keluar masuk pemukiman. Meski hanya mengantar jarak dekat, Doger mengaku penumpangnya perhari bisa mencapai 20 orang.

"Biasanya kan ada aja yang minta anter ke dalam (pemukiman), atau yang di dalem minta anter ke jalan raya. Nah sekarang nggak ada. GO-JEK banting harga Rp 10 ribu kemana aja, sewaan lari ke GO-JEK semua," keluh Doger.

Karena dianggap menganggu "asap di dapur", para pengemudi ojek setempat, Doger dan kawan-kawan memasang spanduk yang melarang ojek online tersebut melintas di wilayah mereka. Spanduk itu dipasang sejak 3 hari yang lalu.

"Kalau mereka (ojek online) tetep bandel, ya tanggung sendiri deh akibatnya kalau masuk sini," tandas Doger.

Tak cuma di Utan Kayu, sikap antipati pengemudi ojek pangkalan terhadap driver GO-JEK terjadi di banyak wilayah. Ojek berbasis aplikasi smartphone itu tidak hanya disoraki saat mengangkut penumpang, tapi juga diusir saat berhenti di dekat pangkalan ojek, dihardik, dan bahkan dipukul.

Guna melindungi anggotanya, Satgas GO-JEK memetakan titik-titik rawan bagi GO-JEK. Di titik rawan itu, pengemudi GO-JEK disarankan melepas jaket dan helm saat melintasi wilayah tersebut.

"Daerah yang rawan buat GO-JEK itu Kalibata City, Mega Kuningan depan Mal Ambasador, Kota Kasablanka, Kuningan Epicentrum, FX Senayan, Bintaro Jaya Sektor 3, dan Universitas Indonesia," beber anggota Satgas GO-JEK, Dadang (42) pada 7 Juli 2015. (Ndy/Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya