Liputan6.com, Chicago - Salah satu sistem infotainment tertua dalam sebuah mobil adalah radio. Sejarah teknologi ini dapat dirunut hingga tahun 1922. Saat itu, seorang remaja asal Chicago memasangkan radio secara serampangan ke mobil miliknya. Beberapa bulan kemudian, Daimler dan Marconiphone Co memamerkan sebuah limosin yang dilengkapi dengan radio di gelaran London Auto Show.
Usulan tentang adanya alat hiburan dalam setiap mobil pun terus bergullir. Sampai akhirnya, sebagaimana dikutip dari Yahoo Autos, Rolls-royce menjadi pabrikan pertama yang menawarkan radio secara massal pada mobilnya pada 1924.
Tapi, sebagaimana menurut buku Book of Firsts ciptaan Robertson, ada kemungkinan mobil yang dilengkapi radio tersebut tidak ada yang membelinya. Menurut buku yang sama, saat itu radio yang dibuat berasal dari Australia bermerek Summit.
Pabrikan yang memasangkan radio pada mobil pun semakin banyak. Sayangnya, di beberapa tempat pihak yang berwenang mengangap hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi pengemudi. Misalnya, pada 1930, parlemen Massachussetts berhasil melarang penggunaan radio mobil.
Sebagaimana sejarah pada umumnya, selalu ada versi yang berbeda. Termasuk dalam kasus ini. Menurut laman History, radio mobil komersial yang pertama kali diproduksi massal dan sukses adalah Motorola pada 1930 yang diproduksi oleh Galvin Manufacturing Corporation yang berbasis di Chicago, AS.
Penemuan ini sendiri telah terlacak 9 tahun sebelumnya, Paul Galvin dan Edward Stewart mulai membuat pabrik aki. Mereka juga membuat pabrik baterai pada 1926. Kemudian, mereka mulai berpikir untuk membuat radio yang bisa dinyalakan tanpa mencolokkannya ke saklar di dalam rumah. Akhirnya, mereka menggunakan apa yang disebut eliminator baterai kering.
Setelah berhasil menemukan radio portable ini, mereka berdua pun beralih ke bisnis radio mobil. Radio mobil pertama mereka didukung dengan baterai dan dijual dengan harga US$ 250 atau sekira US$ 2.800 di masa sekarang. Harga yang cukup mahal.
Karena itu, mereka berusaha agar baterai ini bisa diproduksi massal agar harganya menjadi lebih murah. Ia pun berhasil dengan dukungan dari Radio Manufacturers Association. Setelah diproduksi massal, radio dapat dijual seharga US$ 110. Keberhasilan ini pun mengantarkan cara mengendara yang baru sejak saat itu.
(rio/ian)
Advertisement