Liputan6.com, Jakarta - Dua pilot Indonesia dikabarkan bergabung dengan organisasi radikal ISIS, yang mengklaim sebagian wilayah Irak dan Suriah. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan dokumen intelijen Australian Federal Police (AFP) yang bocor.
Kedua pilot tersebut berinisial RA dan TH. Namun, nama terakhir mengeluarkan bantahan. Lewat akun Facebook-nya, TH menolak dikaitkan dengan ISIS.
Advertisement
TH juga menyesalkan tidak adanya konfirmasi kepada dirinya saat berita tersebut diturunkan. Selain itu, ia mempertanyakan keabsahan dari analisis dokumen tersebut. "Apakah dengan hanya memberikan 'like' pada status sesorang menjadikan kita serupa dengan mereka?" kata dia.
Liputan6.com menerima konfirmasi TH melalui seorang kontaknya di Facebook. Berikut isinya:
Terkait artikel tentang pilot Indonesia terkait ISIS, saya akan mencoba menjawab tuduhan tersebut bahwa:
1. Saya tidak ada kaitannya dengan kelompok ISIS seperti mereka duga, itu pun dimuat sebelum ada klarifikasi
2. Saya sebagai WNI yang berusaha mentaati aturan dan kewajiban muamalah saya sebaik mungkin dalam hidup di negeri ini.
3. Apakah dengan hanya memberikan "Like" pada status sesorang menjadikan kita serupa dengan mereka?
4. Tidak ada baiat antara saya dan ISIS sampai saat ini
5. Bukan karena dampak dari berita itu saja tapi tidak dilalui klarifikasi pada yang bersangkutan adalah hal yang menurut saya perlu diluruskan.
Demikian klarifikasi saya, semoga kita semua bisa belajar menjadi profesional dan lebih teliti dalam menjalani hidup ini.
Best regards,
Yg (yang) terduga embrio teroris
Liputan6.com berusaha mengontak TH tentang keaslian surat bantahan tersebut. Namun, sampai berita ini diturunkan, belum ada balasan. Sementara, belum muncul konfirmasi dari RA terkait dokumen AFP yang bocor tersebut. (Rie/Ein)