Ekonomi Global Melambat, RI Sudah Tarik Utang Rp 312 Triliun

Kebutuhan penerbitan surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 542,1 triliun pada 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jul 2015, 19:42 WIB
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengaku tenang sudah menarik utang dari penerbitan Surat Utang Berharga (SBN) bruto mencapai Rp 312,4 triliun.

Itu artinya target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan utang dari penerbitan SBN sudah mencapai 69,09 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015.

Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengungkapkan, kebutuhan penerbitan SBN Bruto mencapai Rp 542,1 triliun pada APBN-P 2015.

"Sampai 8 Juli lalu, kita sudah berhasil mengeksekusi Rp 312,4 triliun atau 69,09 persen dari target. Jadi penarikan di awal (front loading) cukup berhasil," tutur dia saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Dengan pengumpulan utang lewat SBN tersebut di awal, sambung Robert, pemerintah bisa lebih tenang mengingat kondisi perekonomian dunia yang tengah bergejolak. Di antaranya krisis Yunani, anjloknya bursa saham China sampai rencana normalisasi kebijakan The Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga acuan.

"Kalau ada gonjang ganjing di pasar keuangan, seperti rencana kenaikan Fed Fund Rate, biaya pinjaman lebih mahal, kita bisa lebih tenang karena sisanya (utang) tidak terlalu banyak," kata dia.  (Fik/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya