Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan penyerapan anggaran yang masih minim pada kuartal I 2015. Hal itu diakui Jokowi menjadi salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi yang hanya 4,7 persen.
Dalam acara sarasehan Jokowi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia atau ISEI dengan tajuk 'Presiden Menjawab tantangan ekonomi' di Jakarta Convention Center (JCC), Jokowi menuturkan, ada sebab mengapa penyerapan anggaran masih kurang pada kuartal I 2015.
Advertisement
"Saya dilantik itu APBN sudah diketok, kemudian ajukan APBN-P pertengahan Februari, artinya praktis saat itu tidak bisa gunakan anggaran sama sekali," kata Jokowi, Kamis (9/7/2015).
Jokowi menambahkan meski APBN-P telah diketok untuk proses pencairan perlu ada proses administrasi politik setidaknya selama dua bulan. Dengan proses itu, maka dana APBN-P nyaris baru bisa digunakannya pada pertengahan April 2015.
Perlunya proses tersebut menjadikan Jokowi meminta kepada para kalangan pengusaha dan masyarakat untuk lebih mengerti, situasi tahun ini berbeda dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun demikian, Jokowi mengaku hingga saat ini pemerintah telah tancap gas dalam hal belanja negara. Hingga saat ini Jokowi membeberkan telah membelanjakan uang negara mencapai Rp 770 triliun.
"Meskipun itu belanja aparatur, belanja barang, modal, campur di situ, sudah besar, 39 persen, besar itu, dan ini terus saya gas agar belanja-belanja kaitan dengan rakyat terus saya dorong agar daya beli masyarakat bisa naik," tegas Jokowi. (Yas/Ahm)