Tak Cuma Uang, Yunani Juga Kehabisan Kertas Koran

Dengan peredaran uang yang kecil, sebagian perusahaan surat kabar di negara ini mulai kehabisan kertas untuk produksi.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Jul 2015, 14:35 WIB
Krisis Yunani belum selesai pascareferendum (Reuters)

Liputan6.com, Athena - Dengan bank-bank yang masih ditutup dan tekanan ekonomi semakin berat, beberapa perusahaan surat kabar di Yunani seperti Empros dan Lesvos kini mulai kehabisan kertas untuk produksi. Beberapa perusahaan surat kabar berisiko tutup sementara hingga bank dibuka kembali.

Melansir laman Reuters, Jumat (10/7/2015), surat kabar dengan penjualan terbesar, Empros bahkan telah mengurangi jumlah halamannya dari 20 menjadi 16 saja. CEO Empros Manolis Manolas berharap, dirinya tak perlu membuat pemangkasan lebih lanjut lantaran negaranya mulai kehabisan uang tunai.

Sudah selama dua pekan terakhir, bank-bank di Yunani ditutup pemerintah.

"Kami benar-benar terkena masalah pasokan kertas. Para pemasok tak bisa lagi memberikan kami cadangan kertas karena dirinya tak bisa membayar pajak pada pemasok asing mengingat proses transfer antar bank masih diblokir," terangnya.

Dengan begitu, pihaknya hanya memiliki sedikit uang tunai untuk melanjutkan operasi percetakan surat kabar.

Pembatasan penarikan uang dari ATM dan pemblokiran fungsi transfer bank telah membuat jutaan warga Yunani menderita. Pekan ini, pemerintah Yunani telah menyerahkan proposal baru untuk mendapatkan dana talanga dari para kreditor agar terhindar dari kebangkrutan.

"Surat kabar kini mengurangi jumlah halaman lantaran persediaan kertas mulai habis dan sulit bagi kami mendapatkan pasokan kertas baru karena bank masih ditutup," ungkap salah satu manajemen perusahaan percetakan surat kabar di Yunani.

Sementara surat kabar Lesvos mengatakan, pihaknya cemas pasokan kertas akan habis dalam waktu dekat karena tak mampu menyediakan yang baru. Hingga saat ini pemerintah masih berusaha mendapatkan dana talangan dan bank akan segera dibuka saat kesepakatan tercapai. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya