Liputan6.com, Jakarta - Dua pilot Indonesia berinisial TH dan RA diduga bergabung dengan organisasi radikal ISIS. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan dokumen intelijen Australian Federal Police (AFP) yang bocor. Untuk membuktikan kabar tersebut, Kemlu masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.
"Memang infonya kita saling berkomunikasi dengan para penegak hukum lain. Dengan BIN, Polri, kita coba identikkan infonya, datanya, termasuk yang sudah dinyatakan sudah di sana (Suriah)," ujar Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (10/7/2015).
Advertisement
Saat ini pihaknya masih terus melakukan upaya pencocokan data yang dimiliki oleh pihak keamanan dan intelijen. Selain itu pihaknya juga masih terus melakukan penelurusan keterlibatan dua pilot yang kabarnya sempat bekerja di maskapai swasta AirAsia. "Kita belum ada lagi, mencoba memverifikasinya. Karena kita kan enggak pernah tahu kapan mereka pergi ke sana," ucapnya.
Fachir menerangkan, pihaknya tengah melakukan verifikasi dengan pihak otoritas Turki yang langsung berbatasan dengan wilayah Suriah. Dokumen rahasia Kepolisian Federal Australia yang diperoleh The Intercept merilis kedua pilot yang diduga terlibat ISIS berinisial RA dan TH.
"Berdasarkan peninjauan konten dari akun keduanya diketahui bahwa mereka kemungkinan telah terpengaruh unsur radikal, setidaknya dinilai dari lingkungan online, dan hasilnya, bisa mengancam keamanan," tulis laporan Kepolisian Australia.
Ridwan menjadi pilot AirAsia sejak tahun 2010 dan terbang di rute-rute internasional, seperti Hong Kong dan Singapura. Sebelum akun Facebook-nya ditutup, dia mengunggah beberapa foto dirinya menggunakan seragam pilot di depan pesawat AirAsia. Dia dipercaya telah membuat akun Facebook lainnya dengan nama berbeda, dan kota tinggalnya sekarang adalah Raqqa, Suriah. Istrinya, Diah Suci Wulandari, adalah mantan pramugari AirAsia.
Pilot berinisial TH telah membantah bahwa dirinya bergabung dengan ISIS. Bantahan disampaikan lewat media sosial Facebook juga wawancara televisi.
"Apakah dengan hanya memberikan 'like' pada status sesorang menjadikan kita serupa dengan mereka?" kata dia.
Liputan6.com menerima konfirmasi TH melalui seorang kontaknya di Facebook. Berikut isinya:
Terkait artikel tentang pilot Indonesia terkait ISIS, saya akan mencoba menjawab tuduhan tersebut bahwa:
1. Saya tidak ada kaitannya dengan kelompok ISIS seperti mereka duga, itu pun dimuat sebelum ada klarifikasi
2. Saya sebagai WNI yang berusaha mentaati aturan dan kewajiban muamalah saya sebaik mungkin dalam hidup di negeri ini.
3. Apakah dengan hanya memberikan "Like" pada status sesorang menjadikan kita serupa dengan mereka?
4. Tidak ada baiat antara saya dan ISIS sampai saat ini
5. Bukan karena dampak dari berita itu saja tapi tidak dilalui klarifikasi pada yang bersangkutan adalah hal yang menurut saya perlu diluruskan.
Demikian klarifikasi saya, semoga kita semua bisa belajar menjadi profesional dan lebih teliti dalam menjalani hidup ini.
Best regards,
Yg (yang) terduga embrio teroris. (Cho/Ein)