Liputan6.com, Yogyakarta - Petinju asal Filipina, Manny Pacquiao, menepati janjinya menemui Mary Jane, terpidana mati kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Yogyakarta. Petinju berjuluk Pacman ini pernah mengungkapkan keinginannya menemui Mary Jane setelah eksekusi mati perempuan asal Filipina itu ditunda pada April 2015.
Kepala Lapas Wirogunan, Zaenal Arifin, mengatakan, Manny Pacquiao dan Mary Jane berbicara di sebuah ruang khusus. Manny dan istri menggunakan bahasa Tagalog ketika berkomunikasi dengan Mary Jane.
"Mereka bicara antara hati ke hati makanya tadi kita beri waktu 5 menit bagi mereka yang tidak diganggu siapa pun baik saya maupun rombongannya dia," ujar Zaenal, Jumat (10/7/2015).
Zaenal mengatakan, saat bertemu dengan Pacman, Mary Jane terlihat beberapa kali menangis. Hal ini menurut Zaenal karena kedekatan sesama warga Filipina. Sebab, Manny merupakan salah tokoh yang disegani di Filipina.
"Menangis Mary Jane, biasalah dikunjungi oleh orang yang satu warga negaranya," kata dia.
Zaenal mengatakan, kedatangan Manny untuk menjenguk Mary Jane sesuai dengan janjinya usai melawan petinju Floyd Mayweather. Selain itu, karena keinginan pribadi.
"Kemarin kan dia janji mau ke sini. Nah dia mau bicara hati ke hati dilaksanakan. Dia datang ke sini sebagai pribadi. Bukan atas nama kepentingan politik," tegas dia.
Selain berterima kasih kepada pemerintah Indonesia atas penundaan eksekusi mati, Pacman akan mengusahakan agar Mary Jane dapat terbebas dari hukuman yang menimpanya.
"Nanti siang dia kan ketemu dengan Ketua DPR dan Presiden, mau terima kasih atas penundaan eksekusi," ucap Zaenal.
Petinju asal Filipina, Manny Pacquiao, mengunjungi terpidana mati kasus narkoba, Mary Jane Veloso, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Yogyakarta. Manny tiba di Lapas Wirogunan pukul 07.40 WIB dan keluar dari lapas sekitar pukul 08.20 WIB.
Dia ditemani ditemani istri, duta besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen V Sletta, Deputi Duta Besar Flipina, Manajer Manny, 2 pengacara Mary Jane, serta Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM DIY Dwi Prasetyo Santoso.
Dalam kunjungan itu, Manny mendapatkan kenang-kenangan dari Mary Jane berupa cincin batu akik warna putih dan syal warna biru bertuliskan Pacman. Manny juga memberikan sejumlah uang kepada terpidana mati asal Filipina itu.
Advertisement
Manny juga memperoleh batik tulis dari aktivis buruh yang tergabung dalam Jaringan Buruh Migran International (JBMI) Indonesia. Koordinator JBMI Indonesia Karsiwen mengatakan aktivis buruh migran sangat menghargai kedatangan Manny ke Lapas Wirogunan untuk bertemu dengan Mary Jane terpidana mati kasus narkoba.
"Harapan agar Mary Jane bisa bebas dan harapan agar Manny bisa melanjutkan support mendukung pembebasan buruh migran," ujar dia. (Mvi)