Bandara Ngurah Rai Dirikan 3 Crisis Center Gunung Raung

Gunung Raung di Jawa Timur terus bergeliat. Asap tebal, gemuruh, dan getaran terus terjadi di gunung setinggi 3.332 MDPL itu.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Jul 2015, 21:51 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Raung di Jawa Timur terus bergeliat. Asap tebal, gemuruh, dan getaran terus terjadi di gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu. Akibatnya 5 bandara terpaksa ditutup.

Salah satunya Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Seluruh penerbangan di bandara itu dibatalkan karena dahsyatnya abu vulkanik Gunung Raung.

Untuk mengangkut para calon penumpang domestik yang gagal terbang dan ingin melanjutkan perjalanan lewat darat, pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai, PT Angkasa Pura I menyediakan 2 armada bus berukuran besar.

"Mereka yang ingin berangkat ke Surabaya dan Yogyakarta misalnya, melihat kondisi itu kami menyiapkan transportasi, ada 2 bus yang kami sediakan gratis," kata Co-General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita di Kuta, Bali, Jumat (10/7/2015).

Menurut dia, fasilitas gratis itu akan diberikan hingga Terminal Ubung Denpasar. Pihak regulator sendiri selama 3 jam sekali mengevaluasi perkembangan erupsi Gunung Raung yang mempengaruhi jalur penerbangan ke Bali itu.

Crisis Center

Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ngurah Rai, hampir seluruh wilayah Bali dan Pulau Lombok terdampak abu vulkanik Gunung Raung pada ketinggian 17-20 ribu kaki. Sehingga 160 domestik dan 117 penerbangan internasional terpaksa dibatalkan.

Ribuan calon penumpang yang sempat memadati bandara akhirnya dibawa ke sejumlah hotel yang telah disiapkan pihak maskapai. Di sana mereka akan menunggu perkembangan selanjutnya dari pihak terkait.

Selain itu, PT Angkasa Pura I juga mendirikan 3 crisis center di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Pusat krisis tersebut didirikan di 3 lokasi berbeda. Seperti dipaparkan General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Trikora Harjo.

"Ada di terminal internasional, domestik, dan operasi, serta teknis kedaruratan," kata Trikora.

Di pusat krisis pelayanan konsumen terminal internasional, pihak regulator menyediakan nomor telepon 0361-9351011 ext 6309. Sementara di terminal domestik di pusat pelaporan nomor 0361-9351011 ext 4173.

Diharapkan, pendirian pusat krisis tersebut akan bisa membantu calon penumpang yang ingin mengetahui kelanjutan penerbangannya.

Sementara itu, Angkasa Pura juga menggratiskan biaya 'menginap' pesawat di bandara. Trikora menjelaskan, bandara tersebut memiliki kapasitas parkir pesawat di kawasan selatan landasan sebanyak 16 unit dan 36 pesawat di sebelah utara. (Ant/Ndy/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya