Ekonomi China Melambat Bisa Ganggu Kerja Sama dengan Negara Lain

Ketua Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengharapkan ada stabilitasi di bursa saham China sehingga tidak berdampak negatif ke Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Jul 2015, 20:46 WIB
China | Foto: The China Times

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham China sempat tertekan dinilai akan memberikan dampak pada ekonomi Indonesia lantaran Indonesia dan China memiliki hubungan perdagangan.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulisto mengatakan pemerintah harus mewaspadai perkembangan pasar saham di negeri tirai bambu tersebut.

"China ini kita perlu cermati dengan seksama karena perkembangan di China ini bisa berdampak ke Indonesia. Kalau ke Yunani kita tidak punya ketergantungan ekonomi. Tapi perdagangan Indonesia dengan China juga sangat tinggi," ujar Suryo di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Suryo mengharapkan, pemerintah China dapat menstabilkan bursa saham sehingga tidak berpengaruh ke Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat meredam gelojak di bursa saham. "Oleh karena itu kita cemas mengamati perkembangan di China ini. Mudah-mudahan agar bisa segera ada suatu stabilisasi di sana sehingga tidak berdampak negatif kepada kita," lanjutnya.

Runtuhnya pasar saham ini diyakini akan memaksa pemerintah China melakukan restrukturisasi kerja sama perdagangan negara lain."Dampaknya barangkali mereka terpaksa restrukturisasi reformasi, perhatian kepada negara luar akan berkurang. Itu bisa saja," tandasnya.

Menyambut akhir pekan, bursa saham China mampu melanjutkan penguatan. Hal itu ditopang dari sentimen respons investor terhadap langkah pemerintah untuk menahan pelemahan bursa saham. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 2,08 persen ke level 24.901,28.

Sementara itu, indeks saham China mendaki 4,54 persen ke level 3.877,80.Pemerintah China melakukan sejumlah cara untuk menahan pelemahan lebih tajam antara lain mendorong broker untuk membeli saham dalam jumlah besar. Regulator bursa juga menghentikan sementara penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) ditambah bank sentral China memangkas suku bunga ke level terendah.Sebelumnya, indeks saham Shanghai telah turun 30 persen sejak 12 Juni. Sedangkan bursa saham Shenzhen melemah hampir 40 persen. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya