Liputan6.com, Wellington - Seorang pria dari Selandia Baru mendedikasikan hidupnya selama 4 tahun untuk membangun sebuah gereja yang terbuat dari pohon hidup.
Menurut harian setempat Stuff.co.nz, Barry Cox telah menghabiskan beberapa tahun masa mudanya dengan menjelajahi Eropa dan Amerika dengan motornya untuk mengembangkan inspirasinya membangun sebuah arsitektur gereja.
Advertisement
"Suatu hari saya berjalan-jalan keluar lewat pintu belakang dan berpikir ruang itu perlu sebuah gereja. Pada April 2011, saya mulai membersihkan daerah tersebut, membuat rangka besi, dan mulai menggambar dari semua penelitian yang telah saya lakukan bertahun-tahun untuk membuat gereja," kata Barry yang dikutip dari boredpanda.com, Minggu (12/7/2015).
Di bawah pohon spade, Barry yang dulunya pernah bercita-cita menjadi Paus ini mampu 'merelokasi' berbagai pohon dewasa untuk membuat sebuah gereja yang unik dengan struktur bangunan yang kompleks pada 1,2 hektare propertinya di dekat Cambridge, Pulau Utara, Selandia Baru.
Earthporm.com menulis, setiap memilih pohon untuk gerejanya, Barry sangat berhati-hati. Beberapa memiliki batang batu yang berwarna, sementara yang lain memilki dedaunan yang jarang. Barry ingin memastikan bahwa gerejanya akan selalu diterangi sinar matahari.
Akhirnya dalam kurun waktu 4 tahun, Barry yang memiliki perusahaan berkebun bernama Treelocations ini dapat membuat mimpinya menjadi kenyataan.
Yaitu membuat sebuah gereja pohon yang terbuat dari tanaman Alder, Cooper Sheen, Camelia Black Tie, Acer Globsoum, dan Thuja Pyramidalis di sebuah taman berukuran 3 hektare, termasuk sebuah labirin berjalan. (Mar/Ans)