Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) belum dapat memastikan kerugian atas musiba kebakaran yang terjadi di pabrik perseroan pada Jumat 10 Juli 2015.
Presiden Direktur PT Mandom Indonesia Tbk, Muhammad Makmun mengatakan pihaknya masih melakukan perhitungan secara menyeluruh mengenai dampak material atas musibah kebakaran yang terjadi di area aerosol pabrik PT Mandom Indonesia Tbk di kawasan industri MM 2100, Bekasi.
Advertisement
"Sementara itu, seluruh biaya sehubungan dengan penanganan karyawan baik yang meninggal maupun luka-luka akan ditanggung oleh Perseroan sepenuhnya," kata Makmun dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Senin (13/7/2015).
Saat ini perseroan fokus pada penanganan karyawan yang menderita luka-luka tengah dirawat di beberapa rumah sakit di area Bekasi dan Jakarta antara lain Rumah Sakit (RS) Hermina Grand Wisata, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Permata Bekasi, RS Karya Medika 2, RS Cipto Mangunkusumo, RS Pertamina Pusat, RSPAD Gatot Subroto, RS Fatmawati, RS Mayapada Lebak Bulus, dan RS Islam Cempaka Putih.
Perseroan saat ini menghentikan kegiatan produksi sampai dengan proses evaluasi selesai dilakukan. Kebakaran menyebabkan area produksi aerosol tidak bisa digunakan. Asumsi awal, kebakaran dipicu oleh ledakan gas. Namun penyebab pasti sedang diinvestigasi oleh pihak berwajib. Perseroan akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan akan menghentikan kegiatan produksi area aerosol untuk sementara waktu.
Pada perdagangan saham Senin (13/7/2015) pukul 09.49 WIB, saham PT Mandom Indonesia Tbk turun 5,26 persen ke level Rp 18.000 per saham. Total frekuensi perdagangan saham satu kali dengan nilai transaksi Rp 360 juta. Saham PT Mandom Indonesia Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 18.000.
(Ahm/)