Bursa Saham China Merosot Berdampak Sementara ke RI

Direktur Indef, Enny Sri Hartati menilai, gejolak bursa saham China lantaran pelaku pasar melakukan spekulasi, dan itu normal di bursa saham

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Jul 2015, 16:11 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham China yang rontok dinilai tak berpengaruh ke ekonomi Indonesia. Hal itu lantaran pelaku pasar hanya melakukan reposisi portofolio sahamnya.

Direktur Institutre for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menyampaikan hal tersebut. "Bursa saham China spekulasi repositioning menyesuaikan portofolio. Di pasar kenaikan spekulasi, itu normal," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (13/7/2016).

Dia menuturkan, kondisi tersebut bukanlah krisis keuangan. Jadi tak begitu mengkhawatirkan meski China merupakan mitra dagang Indonesia.

"Gejolak di China bukan karena krisis keuangan, memang akibat China repositioning," ujar Enny.

Bursa saham China cenderung menguat bahkan memimpin penguatan di bursa saham Asia pada Senin 13 Juli 2015. Penguatan bursa saham China itu respons dari langkah pemerintah China untuk menstabilkan bursa saham meski ada sejumlah saham yang masih dihentikan sementara perdagangan sahamnya.

Indeks saham Shanghai naik 2,4 persen ke level 3.971,14. Indeks saham acuan ini telah menguat 13,2 persen sejak penutupan perdagangan saham Rabu pekan lalu. Indeks saham Shenzhen naik 4,2 persen.

Penguatan indeks saham ini juga diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 0,7 persen. Meski menguat, pelaku pasar masih tetap menghadapi volatilitas bursa saham. Apalagi masih ada sejumlah saham yang dihentikan sementara.

Sebelumnya, Ekonom Megawati Istitute M Islam mengaku, ada tiga pengaruh jatuhnya pasar saham China terhadap Indonesia.

"Pertama, jika pasar saham China lost value, maka akan mengurang daya beli masyarakatnya. Sehingga permintaan ekspor barang konsumsi dari China ke negara lain termasuk Indonesia berkurang," terang dia.

Dampak kedua, tambah Islam, akan mengurangi sentimen masyarakat dan memperlambat perekonomian China. Indonesia, sambungnya banyak mengekspor komoditas ke negara tersebut.

"Jika ekonomi China tidak segera bangkit, permintaan produk komoditas kita akan menurun, harganya pun semakin jatuh," keluh dia.

Ketiga, Ia menuturkan, hal itu berpengaruh terhadap investasi dari China di Indonesia. Sebab Islam mengaku, China sangat berkomitmen untuk menanamkan modalnya membangun infrastruktur di Tanah Air.

"Bila ekonomi melambat dan kondisi pasar saham seperti ini terus, apakah komitmen investasi itu tetap dilanjutkan atau tidak. Ini yang masih kita tunggu," kata Islam. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya